Vongola Indo
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Asset.

3 posters

Go down

Asset. Empty Asset.

Post by Caprice Lombardi Sat Feb 14, 2009 11:55 am

Pintu berdecit ketika didorong secara perlahan. Engsel tuanya yang sudah lama tidak diminyaki tampaknya melakukan aksi protes demi mendapatkan haknya. Benito sedikit menghentakan kakinya untuk bertumpu dan mendorong paksa pintu tua itu. Begitu pintu setengah dibuka, terdengar suara seseorang mengambil nafas dengan hirupan tajam yang cepat dari balik. Pemuda itu tidak perlu menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara itu. Sejak tadi ia hanya bersama dua orang; majikannya dan "aset"nya. Benito sudah tinggal terlalu lama dengan majikannya, dan ia tahu betul majikannya tidak akan menarik nafas seperti itu ketika melihat kamar tua di rumah mewahnya yang sudah lama terkunci.

"Kau suka?" ujar majikannya dengan suara seraknya yang penuh wibawa. Benito tidak menjawab. Pertanyaan itu bukanlah untuknya. Melainkan untuk aset majikannya.

Tak terdengar suara jawaban, tetapi majikannya terkekeh kecil. Benito berasumsi sang aset sudah menganggukan kepalanya, tak mampu berkata apa-apa. Sama seperti dirinya ketika pertama kali dibawa masuk ke dalam rumah mewah ini untuk bekerja sejak kecil. Tetapi Benito tidak sepenting sang aset. Benito hanya menjadi pekerja, dan mungkin akan selalu menjadi pekerja. Benito tidak ditempatkan di kamar yang begitu luasnya seperti ini--seluas lapangan bola basket. Kamarnya adalah kamar biasa yang sederhana, tapi jauh lebih mewah dari kamarnya sebelum dibawa masuk oleh sang majikan.

"Bagaimana kalau kupanggilkan Alesis untuk membantumu membereskan ruangan ini? Ruangan ini terlalu kosong untukmu," lanjut majikannya, masih pada sang aset. "Benito?"

Kali ini barulah Benito membalikan badannya, memandang ke arah sang majikan dengan penuh hormat, lalu menjawab dengan nada penuh pengabdian, "Ya?"

"Bisa tolong bantu mereka juga?" suara majikannya terdengar halus, lembut. Tidak ada kesan memerintah dalam nadanya. "Tentu saja, itu jika kau tidak sibuk."

"Tentu," jawab Benito cepat. "Seluruh tugas pagi ini sudah saya selesaikan. Jangan khawatir, Tuan."

Majikannya terkekeh kecil. Seluruh keriput di wajahnya berlekuk-lekuk, seperti ukiran detil yang rumit pada tembok sebuah gereja Moskow. Dan di antara garis-garis kasar itu, terdapat gimsul manis pada kedua pipinya. Giginya yang rapi dan putih--seputih kumisnya yang tebal--dipamerkannya tanpa ragu-ragu. Sebagai seorang yang sudah berusia, tuannya ini masih bisa dibilang sangat karismatik.

Pandangan Benito lalu menuju sang aset; seorang gadis mungil. Lebih tepat dibilang balita. Masih polos, lugu, dan tak terjamah dengan kekotoran dunia. Kulitnya sedikit merah karena terbakar matahari, rambut coklat sebahunya tergerai dan tak beraturan, postur tubuhnya kecil dan kurus. Benito yang tidak begitu ahli kesehatan saja bisa segera menyadari bahwa balita itu mengalami malnutrisi. Merupakan pilihan tepat bagi tuannya untuk "menyelamatkan" balita ini dengan membelinya. Meskipun Benito tidak yakin seberapa lama "ketepatan" itu akan berlangsung.

Benito bukanlah aset. Sejak awal dibeli oleh tuanpun ia tidak pernah direncanakan untuk menjadi aset, dikarenakan pada saat itu sudah ada aset lainnya. Tapi sudah tiga tahun sejak sang aset meninggalkan rumah, dan kini tuannya mencari aset baru. Tak pernah Benito sangka bahwa pilihan tuannya jatuh pada seorang balita. Lebih dari itu, seorang gadis.

Meskipun Benito sama sekali tidak mendambakan posisi sebagai aset, pemuda kritis itu tidak habis pikir mengapa pilihannya adalah seorang balita. Ia ingat bahwa sang majikan memiliki sejenis kriteria khusus untuk menjadikan seseorang menjadi aset. Dan jika mengingat-ingat apa tugas sang aset, Benito tidak bisa membayangkan bagaiman seseorang bisa menilai seorang balita untuk tugas tersebut.

"Be...Nito?"

Lamunan Benito buyar seketika. Tuannya telah pergi, dan kini ia hanya berdua dengan aset tuannya. Seorang balita.

Ia berjongkok, lalu tersenyum kaku. Seumur hidupnya ia tidak pernah berhadapan dengan anak kecil. Rasanya canggung sekali jika tiba-tiba harus mengurus permata kecil ini. Tapi menolak permintaan tuannya adalah hal yang tidak mungkin. Benito berhutang budi padanya.

"...Be...Ben--"

"--Ya, namaku memang Benito," potong Benito. Ia sendiri tidak tahu kenapa ia harus memotong pembicaraan seorang balita. Ia bahkan tidak tahu apakah itu adalah hal yang pantas dilakukan atau tidak. "Mulai sekarang, kamu bisa memanggilku jika perlu bantuan."

Balita itu memandangnya dengan pandangan bingung. Rupanya gadis kecil itu tidak terbiasa dengan cara bicara sopan dan formal Benito. Begitu tidak terbiasanya hingga terdengar seperti bahasa asing.

Benito menghela nafas, dan mencoba menggunakan kalimat pendek dan berucap lambat, "Siapa namamu?"

"Caprice," jawab balita itu singkat. Sebagai seorang balita, cara pengucapannya begitu fasih. Apalagi namanya bukanlah nama yang mudah untuk disebutkan oleh seorang balita. Namun kini Benito bingung mengapa balita itu kesulitan mengucapkan namanya yang jauh lebih mudah.

"Aku Benito," Benito segera merasa bodoh ketika ia mengucapkan hal itu. Rasanya ia telah mengulangnya untuk suatu hal yang tak perlu. Tapi sesuatu di dalam hatinya mendorongnya untuk mengucapkan namanya lagi. "Be-Ni-To," lanjutnya sambil memelankan tiap lafal namanya.

"Benito." ulang balita itu dengan pelafalan sempurna. Sekarang Benito menyadari hal lain dalam balita itu; suaranya. Suaranya tidak tinggi dan pecah seperti suara balita. Suaranya lebih cocok dimiliki oleh seorang gadis berusia 11 atau 12 tahun.

Mungkinkah ini yang membuat balita ini cocok menjadi sebuah aset? pikir Benito. Ia mengamati sekujur tubuh balita itu lalu menghela nafas. Dunia yang akan dimasuki oleh balita ini akan menjadi dunia yang sangat berbeda darinya. Jalan yang ditempuhnya adalah jalan yang tak akan pernah dilewatinya. Benito benar-benar tidak mengerti dengan urusan per-aset-an ini.

TBC

--

komennya pwease~ :D
Caprice Lombardi
Caprice Lombardi
Student
Student

Jumlah posting : 139
Join date : 12.02.09

Student Data
Flame Type: Storm
Rank:
Shoutout: Russian Roullette is not the same without a gun...and when it's love if it is not rough it isn't fun.

Kembali Ke Atas Go down

Asset. Empty Re: Asset.

Post by Demitri Hunter Sat Feb 14, 2009 12:11 pm

erm...

kok kayaknya yang jadi tokoh utama justru benito..
seperti akan melihat perkembangan caprice dari sudut pandang benito ya..

ga buruk sih... eniwei... diksinya udah bagus, lalu deskripsinya juga jelas...

keep the good work~
Demitri Hunter
Demitri Hunter
Teacher
Teacher

Jumlah posting : 1627
Join date : 17.11.08
Age : 44

Student Data
Flame Type: Hare - Sun
Rank:
Shoutout: Dilarang selingkuh sekali, kalau 2 kali sampe 100 kali boleh dong~

Kembali Ke Atas Go down

Asset. Empty Re: Asset.

Post by Caprice Lombardi Sat Feb 14, 2009 11:21 pm

Emang Benito dan emang sengaja. :D
Soalnya kan biased kalau Caprice yang menjelaskan sendiri masa lalunya.

Lagian kan uda kenyang nulis pake sudut Caprice di dalam RP xD xixixihihihixixixixhihihihih

tHx b9tTzZ y4wCh,,! !
Caprice Lombardi
Caprice Lombardi
Student
Student

Jumlah posting : 139
Join date : 12.02.09

Student Data
Flame Type: Storm
Rank:
Shoutout: Russian Roullette is not the same without a gun...and when it's love if it is not rough it isn't fun.

Kembali Ke Atas Go down

Asset. Empty Re: Asset.

Post by Conte Contiello Sun Feb 15, 2009 2:14 pm

Seperti biasa deskripsi loe mantap.
Cuman emak gak ngerti, asset maksudnya apa?

Dan gimana caranya gadis manis nan lugu kayak Caprice jadi pecinta Om-om??? *dihajar*

Emak tunggu kelanjutannya yeha
Conte Contiello
Conte Contiello
Student
Student

Jumlah posting : 1266
Join date : 14.11.08
Age : 39
Lokasi : Di balik tumpukan buku di perpustakaan

Student Data
Flame Type: Rain
Rank:
Shoutout: "The library isn't a playground so BE QUIET!"

Kembali Ke Atas Go down

Asset. Empty Re: Asset.

Post by Caprice Lombardi Sun Feb 15, 2009 7:56 pm

hm?
yah, kayaknya itu uda ketawan kan? Karena Benito itu lebih dari sekedar tukang kebun. ;) *ketipan penuh arti*

tHxX b9tZz y4wCH,,
Caprice Lombardi
Caprice Lombardi
Student
Student

Jumlah posting : 139
Join date : 12.02.09

Student Data
Flame Type: Storm
Rank:
Shoutout: Russian Roullette is not the same without a gun...and when it's love if it is not rough it isn't fun.

Kembali Ke Atas Go down

Asset. Empty Re: Asset.

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik