LESSON INTRO - Introductions: Stepping into the world of science [5th Grade]

Timeline: 14 Februari, pukul 06.30.

Dengan sedikit ogah-ogahan guru sains satu ini berjalan memasuki ruangan kelas yang masih kosong. Sesekali melirik ular-ular di barisan belakang-yang dicurigai banyak orang merupakan peliharaannya-dia duduk dengan kaki menyilang di kursi guru. Dia menaikkan kacamatanya sedikit, tidak mau dianggap profesor kurang kerjaan yang selalu menurunkan kacamatanya sampai di batang hidung. Huhu, sory saja, dia bukan tipe orang seperti itu.

Huahm, tapi ternyata menunggu murid memasuki kelas itu membosankan. Hari pertama...seharusnya perkenalan dulu kan? Huhu, enaknya nanti ngomong gimana? 'pagi. Selamat datang di kelas sains. Kuharap kalian bukan tipe-tipe idiot yang banyak bertindak dahulu sebelum mengerti pokok masalahnya, karena kelas ini bukan diperuntukkan untuk tipe orang seperti itu. Bagi yang merasa seperti itu, silahkan mengundurkan diri sekarang sebelum kalian merusak isi tubuh sekelas karena tidak sadar kalau hidroklorida dapat merusak bagian dalam tubuhmu dengan sangat cepat."

Yeahh, right.

Moodnya sudah cukup jelek setelah beberapa kali mendapati muridnya bentrok saat sebelum kelas dimulai. Belum lagi isu mengenai adanya kanibal di sekolah satu ini. Hoho...kanibal, ya? Mungkin bakal menarik membedah otak mereka, siapa tahu ada bedanya otak manusia 'normal', manusia 'gila', dan manusia kanibal--

Screw that.

Shindou melirik ke arah kalender.

"..............."

14 Februari. Katanya malam ini akan ada apa...? Pesta dansa? Heh, jangan harap 'nona' satu ini akan turun ke hall dengan memakai gaun ya! Lihat saja, paling-paling nanti dia akan turun ke hall dengan memakai rok resmi hitam dengan panjang selutut dan setelan jas untuk pakaian bagian atas. Hohoho. Yang jelas, dia anti gaun. Titik.

Tunggu, kok dia jadi mikirin acara itu, padahal toh nantinya dia tidak ada niat berdansa?

Sudahlah.

Pukul 06.55. Seharusnya setelah ini murid-murid akan datang. Dia memperbaiki posisi duduknya, dan merapikan sedikit meja guru yang agak berantakan karena dipenuhi kertas catatan. Catatan daftar nama murid, yang sebagian besar sudah dia hafalkan isinya.

Hari ini giliran anak kelas lima, ya...? Mari kita lihat nantinya aksi mereka di kelas...apakah akan ada ularnya yang lepas hari ini? Atau mungkin malah kodok awetan yang batal diawetkan yang bakal melompat-lompat di seluruh penjuru kelas...? Atau mungkin kartunya akan mendapat korban hari ini...?

Beginilah akibatnya kalau tidak memeriksa jadwal pelajaran yang ada terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membolos pelajaran hari ini..*dihajar*

Hokuto tadinya berniat untuk membolos pelajaran pertama dengan mendatangi ruangan kelas Science yang biasanya gelap gulita dan jarang didatangi orang karena suasananya yang menyeramkan itu. Hoku biasanya memutuskan tempat seperti itu karena selain sulit diduga oleh guru, tempat yang sepertinya menyeramkan itu malah membuat Hoku senang karena dapat tidur dengan nyenyak disana. *dihajar lagi*

Kali ini dia dengan maksud untuk membolos lagi *dibantai para guru* datang ke ruangan kelas Science itu...

"Lho? Kok tumben lampunya nyala? Biasanya kan mati.." batin Hoku heran tidak menyadari ada sesosok tubuh yang sedang duduk di meja guru..

"Huahm...hari ini pelajaran pertama apa ya..sebodo amat-lah, yang penting sekarang bolos du---" gumam Hoku menguap malas dan tiba2 saja dia berhenti mengucapkan kata selanjutnya karena baru menyadari ada seorang wanita (?) berkacamata yang duduk di tempat guru...

"Siapa? Murid yang lagi bolos juga? tapi sepertinya tidak mungkin jika dilihat dia sedang memeriksa buku di meja guru..mate dah! Jangan2 bener2 guru lagi!" batin Hoku menatap tajam dan penuh selidik untuk berusaha mengingat wajah orang di hadapannya itu.

"Di-dia kan..Takeba Shindou si Guru Science Psikopat itu! *digebuk Shindou* Ke-kenapa dia ada disini?! Hah! Jangan2 pelajaran pertama hari ini Science!" batin Hoku mengalami konflik batin (By: Bu Widya tercinta) berusaha mengarang alasan agar dia bisa keluar dari tempat itu dan membolos pelajaran hari ini.

"Moga2 guru ini tidak mendengar kata2-ku tadi deh.." batin Hoku bersiap melancarkan sisatnya untuk membolos.

"Eh, selamat pagi Takeba-sensei, waduh! Sepertinya saya salah tempat pelajaran nih! Harusnya kan ke Math Class ya..jadi maaf mengganggu! Ja ne!" Hoku berkata cepat lalu dengan cara jalan seperti kepiting dia buru2 pergi ke pintu kelas yang berada tidak jauh dari dirinya.

OOT: Mau dihentiin ato tidak, terserah....tapi kalo ga dihentiin, berarti Hoku boleh bolos dong~~*dibakar*

Shindou melirik murid yang baru saja masuk dengan sebal. Ooh, gitu ya? Sudah jelas niat bolos, lupa jadwal pelajaran, masih mau ngeles lagi?

Tsk, tsk, dasar anak nakal.

Trakk!!

Sebuah kartu dengan cepat terbang melintasi ruangan itu dan dengan mengancam mendarat di samping kepala murid yang niat bolos itu.

"tolong deh, kalo mau bolos bikin alasan yang bagusan dikit kenapa sih? Lagipula kalau kelas pertamamu mat, sekarang kau sudah pucat disodori soal-soal dari guru mat tercintamu."

Dan ini namanya guru yang mendukung murid yang pintar cari alasan. *disambit kepsek*

"Jadi? Apa kau si Hokuto yang biasanya menakut-nakuti peliharaanku dengan mendengkur keras-keras di sini?" tanyanya dengan santai, tanpa melihat muridnya itu.

"Selamat Pagiiiiii~~"

Belum sempat Hokuto menjawab pertanyaan yang dilampirkan oleh Shindou, Schubert, dengan mood yang oh-luar-biasa-gembiranya datang tak diundang, pulang tak dijemput. Schubert membuka pintu kelas dengan keras, sampai-sampai bunyinya cukup mencekat telinga orang.

Ah, bicara soal hiperaktif di pagi hari.

Schubert sebenarnya sempat melihat kartu yang melesat, hampir mengenai kepala Hokuto. Pria itu [Schubert] hanya berkedip beberapa saat, sebelum akhirnya berkomentar, kali ini dengan nada bingung (meskipun nada hiperaktifnya belum hilang 100%).

"....Eh? Sebenarnya ada apa ini? Ini kelas Sains kan?" Schubert hanya bertanya bingung. Masa' baru kelas pertama tiba-tiba sudah ada benda terbang?

Trakk!!

Sebuah kartu dengan cepat terbang melintasi ruangan itu dan dengan mengancam mendarat di samping kepala murid yang niat bolos itu.

ibujudbusetanakayammelahirkanpanda=))

Hoku kaget juga karena guru barunya itu tiba2 melemparkan kartu tepat di sampingnya sehingga mengiris sedikit rambutnya itu...

"Sial! Niatnya mau bolos malah ketemu guru kayak gini! Ampun deh!" batin Hoku kesal namun tidak memperlihatkannya di depan guru barunya itu.

"tolong deh, kalo mau bolos bikin alasan yang bagusan dikit kenapa sih? Lagipula kalau kelas pertamamu mat, sekarang kau sudah pucat disodori soal-soal dari guru mat tercintamu."

"Yah daripada dengan kelasmu?! Dasar! Sialan! Gimana nih?!" batin Hoku masih memperlihatkan muka alim padahal dalamnya jelas2 berandal.

''Eh? Siapa yang bolos? Maksud Sensei aku? Wahh..kayaknya ga mungkin deh kalo aku bolos~~" ujar Hoku memakai tampang alimnya dengan tersenyum polos.

"Jadi? Apa kau si Hokuto yang biasanya menakut-nakuti peliharaanku dengan mendengkur keras-keras di sini?" tanyanya dengan santai, tanpa melihat muridnya itu.

"Hueh?! Darimana kau ta---!" Hoku keceplosan berbicara yang menyebabkan bukti kalo ia sednag bolos malah bertambah kuat.

"Uuhh...uda kepalang gini...yaudalah! Iya aku memang mau bolos! Dan benar kalau tempat aku sering bolos memang disini...Lalu memangnya sensei mau apa? Menghukumku? Menceramahiku? Aku sudah biasa dibegitukan" ujar Hoku jujur banget dan malah menantang guru barunya itu.

"....Eh? Sebenarnya ada apa ini? Ini kelas Sains kan?" Schubert hanya bertanya bingung.

Tiba2 seorang pemuda masuk ke kelas itu, dia nampaknya menjadi heran dengan apa yang terjadi pada kartu terbang itu...

"Kesempatan!" batin Hoku lalu dengan memakai pemuda yang baru datang itu sebagai tameng kalau2 tu kartu Shindou terbang lagi (Maaf ya!) , Hoku langsung bergerak dengan cepat ke arah pintu, entah apa yang akan dilakukan oleh senseinya itu untuk menghentikan Hoku.

"Hueh?! Darimana kau ta---!"

"Jelas tahu lah. Kau kira peliharaan-peliharaanku di baris sana itu cuma pajangan mati?" responnya ke kata-kata Hokuto, yang menguatkan fakta kalau murid satu itu memang niat membolos dengan sembunyi-sembunyi masuk lab.

Sayang sekali, wahai murid kelas lima tukang membolos, gurumu kali ini bisa tahu kalau hewan-hewan peliharaannya di belakang sana bertingkah tidak tenang~ dan ternyata ada gunanya juga dia mencari tahu siapa orang yang seringkali menyelinap ke ruang kelasnya itu...

"....Eh? Sebenarnya ada apa ini? Ini kelas Sains kan?"

"Ah, tenang, ini caraku biasanya buat mengatasi murid yang mau membolos terang-terangan kalau moodku sedang jelek." balas Shindou ke Schubert dengan wajah tersenyum tanpa dosa, sementara dia dengan seenaknya melepas salah satu ularnya, yang langsung melata dengan cepat dan menaiki kaki Hokuto. Buat ginian mah nggak perlu ngeluarin Hikona segala, aih.

Makan tuh. Batin Shindou, dengan wajah cerah di luar, dan tawa terkekeh-kekeh di dalam. Coba kita tes pengetahuannya. Kalau dia ga goblok, begitu lihat ular itu dia bakalan langsung sadar kalau itu ular beracun...meski racunnya nggak mematikan sih. Tapi kalo dia tipe-tipe bego...ufu, selamat menikmati perjalanan sejenak ke UKS deh buat ngeluarin racun di sana~

"Speaking of which," dia menoleh ke Schubert, "apa jadwalmu untuk jam pertama benar sains? Kau tidak ada di daftar murid kelas ini lho." katanya, dengan pandangan heran. "Yah, tapi aku tidak akan melarang murid ke sini sih, selama mereka bukan membolos. Susah kalau sampai aku disuruh bertanggung jawab karena memperbolehkan murid membolos terang-terangan."

Dia menghela napas sejenak.

"Yah, sambil menunggu murid lainnya, kenapa kalian tidak segera duduk saja?" tanyanya, masih tersenyum. Nampaknya moodnya sudah mulai membaik setelah *dengan sengaja* menakut-nakuti salah satu muridnya...

"Jelas tahu lah. Kau kira peliharaan-peliharaanku di baris sana itu cuma pajangan mati?" responnya ke kata-kata Hokuto

"Heh? Berarti sensei bisa bicara dengan binatang? Hiih!! Siluman!" balas Hoku ceplas-ceplos dengan seenaknya aja menyindir guru barunya itu.

"Ah, tenang, ini caraku biasanya buat mengatasi murid yang mau membolos terang-terangan kalau moodku sedang jelek." balas Shindou ke Schubert dengan wajah tersenyum tanpa dosa

"Buset dah! Jadi ini caranya buat ngehukum murid kayak aku? Gile amat nih guru!" batin Hoku menatap swt guru itu.

dia dengan seenaknya melepas salah satu ularnya, yang langsung melata dengan cepat dan menaiki kaki Hokuto.

ebujudayamjantanberkokmalamhari!

Hokuto dengan gerak refleknya, langsung mengambil dan mencengkeram erat ular itu di tangannya...

"Buset dah nih guru! Bercanda sih boleh tapi ini kan ular beracun!" batin Hoku mengamati ular yang digenggamnya erat itu sebelum melemparnya (Ya, melempar!) kembali ke tempat guru itu.

"Nih kukembalikan! Sensei sepertinya agak keterlaluan dengan ular mainan itu ya!" sindir Hoku nyengir jahil. Tapi berkat itu pula keinginannya untuk bolos jadi tidak jadi, mungkin rencana Shindou itu terhadap dirinya berhasil juga?

"Yah, sambil menunggu murid lainnya, kenapa kalian tidak segera duduk saja?" tanyanya, masih tersenyum.

"Nih guru...bener2 deh...ahh..ya sudahlah! Apa boleh buat terpaksa hadir deh di pelajaran ini!" batin Hoku kesal mengumpat-ngumpat tapi akhirnya mengambil tempat duduk di barisan paling belakang.

"Speaking of which," dia menoleh ke Schubert, "apa jadwalmu untuk jam pertama benar sains? Kau tidak ada di daftar murid kelas ini lho." katanya, dengan pandangan heran. "Yah, tapi aku tidak akan melarang murid ke sini sih, selama mereka bukan membolos. Susah kalau sampai aku disuruh bertanggung jawab karena memperbolehkan murid membolos terang-terangan."

Schubert hanya menggaruk-garuk kepala, jelas-jelas masih terheran-heran dengan apa yang terjadi setelah beberapa detik berlalu. Meski demikian, Schubert hanya mengangkat bahu -- dia ada di situ untuk kelas sains. Kalau memang wanita di depannya adalah guru Sains... Well, dia tidak salah masuk kan?

"Menurut kertas yang tertera di sini...." Schubert merogoh kantong celananya dan mengambil secarik kertas jadwal pelajaran kelas 5. "...Sudah seharusnya saya mengikuti pelajaran Sains." Schubert hanya tersenyum lebar.

"Bagaimana Signora bisa tahu apakah nama saya ada di daftar anda, kalau saya sendiri belum menyebut nama saya?" Schubert hanya nyengir. Ah, moodnya untuk pagi ini bahkan sangat positif -- terlalu positif. Bahkan saat Hokuto tengah mengumpat-umpat, Schubert bisa dengan santainya nyengir, seakan insiden tadi tidak pernah terjadi -- seakan Don Girarde itu normal.

...Ah, ia memang hanya terlalu hiperaktif.

Sesosok pria jangkung yang entah muncul darimana... tiba2 menyapa ke semua orang

"Maaf apakah aku terlambat Pak/Bu *Bow*?" ia tersenyum dengan senyuman khasnya, lalu menatap keadaan kelas yang masih sedikit sekali penghuninya....

Tidak sengaja ia melihat kartu2 yang secara misterius menempel di dinding *swt2 ia sedikit bergidik*

"Bagaimana Signora bisa tahu apakah nama saya ada di daftar anda, kalau saya sendiri belum menyebut nama saya?" Schubert hanya nyengir. Ah, moodnya untuk pagi ini bahkan sangat positif -- terlalu positif. Bahkan saat Hokuto tengah mengumpat-umpat, Schubert bisa dengan santainya nyengir, seakan insiden tadi tidak pernah terjadi -- seakan Don Girarde itu normal.


"Huh....bukankah dia itu orang yang dibicarakan oleh Nuova?" ia mendekat orang tersebut yang tampaknya sedang berbicara dengan seseorang

Hi...Bukankah anda yang bernama Schubert, aku pernah mendengar anda dari adik kecilku Nuova? ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan pria tersebut

Hoku hanya mendengarkan dengan kaki diangkat ke atas meja dan mengumpat-umpat kesal masih dengan perasaan kesal karena tidak bisa membolos pelajaran hari ini ketika pemuda (Schubert) yang dia tidak tahu siapa namanya itu (Maklum, Hoku ga suka nginget hal yang baginya tidak penting untuk diingat itu), berbicara dengan Shindou.

"Bagaimana Signora bisa tahu apakah nama saya ada di daftar anda, kalau saya sendiri belum menyebut nama saya?" Schubert hanya nyengir.

"Puh! Signorita? Apa ga salah tuh? Dia? Signorita? Haha.." gumam Hoku menyindir ke arah guru barunya yang menurutnya sama sekali tidak terlihat seperti perempuan *triple shoot*

"Maaf apakah aku terlambat Pak/Bu *Bow*?" ia tersenyum dengan senyuman khasnya

Tiba2 datang lagi seorang pemuda jangkung yang lalu berbicara dengan pemuda yang datang setelah Hokuto. Tampaknya mereka sudah saling kenal. Tapi Hokuto tidak terlalu mempedulikan hal itu karena dia sendiri sekarang sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk bolos pelajaran hari ini. *double shoot*

OOT:@Marco: Anda temennya Kiara yah? Hoo...

"Ah! Marco! Aku bertemu dengan adikmu kemarin! Dia anak yang baik ya~ Hahaha!" Dengan hipernya, Schubert menjabat tangan Marco tanpa sungkan dan mengguncangkannya beberapa kali. Cengirannya masih menempel jelas di wajahnya.

Namun...

Beberapa detik setelah menjabat tangan Marco, ponsel Schubert berbunyi cukup keras. Melihat nama 'Verriert' di layar ponsel, Schubert hanya mngernyitkan dahi. Ia segera mengangkat telepon tersebut, sebelum nada sambungnya mengganggu lebih lama.

"Hah? Ada apa kakek tua? Ya...? .... ... ... Jangan bercanda, maksudmu aku harus ke sana sekarang? ... Masih di lingkungan sekolah kan? Bagus. Tapi kau tahu aku sedang belajar kan, kakek tua? .... He?" Schubert hanya bergumam di ponselnya sebelum menarik carikan kertas jadwalnya.

"........ Oh, jadi anda mendaftarkan saya tanpa pelajaran Sains? ... Jadi jadwalku yang sekarang salah eh? ...Bah. Baiklah, sesuai perintahmu."

Dengan itu, Schubert hanya menutup ponselnya. Ekspresi wajahnya berubah 180 derajat dari sebelumnya.

"Maaf. Sepertinya kakek tua itu salah memberikan jadwal." Schubert hanya berkomentar singkat sebelum membalikkan badan. "Kalau begitu, saya permisi."

---

[OOT: Out~ ]

"Ah! Marco! Aku bertemu dengan adikmu kemarin! Dia anak yang baik ya~ Hahaha!" Dengan hipernya, Schubert menjabat tangan Marco tanpa sungkan dan mengguncangkannya beberapa kali. Cengirannya masih menempel jelas di wajahnya.

"Iya... sama2" *dengan agak ragu2* ia membalas senyumannya

Beberapa detik setelah menjabat tangan Marco, ponsel Schubert berbunyi cukup keras. Melihat nama 'Verriert' di layar ponsel, Schubert hanya mngernyitkan dahi. Ia segera mengangkat telepon tersebut, sebelum nada sambungnya mengganggu lebih lama.

"Hah? Ada apa kakek tua? Ya...? .... ... ... Jangan bercanda, maksudmu aku harus ke sana sekarang? ... Masih di lingkungan sekolah kan? Bagus. Tapi kau tahu aku sedang belajar kan, kakek tua? .... He?" Schubert hanya bergumam di ponselnya sebelum menarik carikan kertas jadwalnya.

"........ Oh, jadi anda mendaftarkan saya tanpa pelajaran Sains? ... Jadi jadwalku yang sekarang salah eh? ...Bah. Baiklah, sesuai perintahmu."

Dengan itu, Schubert hanya menutup ponselnya. Ekspresi wajahnya berubah 180 derajat dari sebelumnya.

"Eh masa......?" dia berpikir sejenak

"Maaf. Sepertinya kakek tua itu salah memberikan jadwal." Schubert hanya berkomentar singkat sebelum membalikkan badan. "Kalau begitu, saya permisi."

"Ergh baiklah?" ia melambaikan tangan kepada pria tersebut yang berlalu dari hadapannya

("Ara2 dia ternyata salah masuk kelas, benar juga kata si Nuova orang ini memang agak sedikit A..." tiba2 ia mendengar sesuatu)

OOT :
@Hokuto
nice talk there...'-_-" it's kinda awkward talk for me tough to talk/met with the same circle again an again
@Schubert
swt2 seriously you're joking right? if not what a grande exit

@Marco: Haha! Emang kaget kalo liat hubungan sebanyak itu ya!

"Maaf. Sepertinya kakek tua itu salah memberikan jadwal." Schubert hanya berkomentar singkat sebelum membalikkan badan. "Kalau begitu, saya permisi."

Jieilah! Hari gini, ada lagi yang salah masuk kelas?! Lagipula, masa sia ga tau sendiri masuk kelas apa sih? Apa kelasnya dia itu didaftarin orang lain? Gile, kelas 5 gini?! Kayak masih bocah aja?!

Begitulah pikiran Hoku barusan, tapi sebenarnya PM sendiri ingin berkata bahwa Hoku sebaiknya melihat dirinya sendiri sebelum mengomentari orang lain yang tadinya dia sendiri maksud bolos tapi ga jadi karena bukannya bisa bolos malah dapet guru pelajarannya hari ini *dihajar Hoku*.

Lalu sekarang tinggalah ia berdua dengan pemuda jangkung yang dia tidak tahu namanya itu. Masih dengan posisi duduk kedua kaki diangkat ke atas meja dan tangan terlipat di belakang kepala, Hoku iseng2 berbicara dengan pemuda itu...

"Oi, kau! Orang yang salah jadwal tadi siapa sih namanya? Ga pernah liat..(Ya iyalah ga pernah liat! Emangnya kamu sendiri pernah mengingat hal2 kayak gitu?! By: PM *dijotos Hoku*)" kata Hoku ceplas-ceplos dan ga sopan.

"Huuh...aku benar2 malas mengikuti pelajaran ini...apa aku gores sedikit saja tubuh guru itu supaya membeku sebentar dan aku langsung keluar dari sini?" batin Hoku masih memikirkan gimana caranya bolos dari situ *dibantai Rae*

Nah lho, ternyata memang orang satu itu salah kelas...haah...susah deh, susah. Dia melihat sekeliling. Oke, dia tahu kalau peserta pelajaran science dari fifth grade sedikit, dan karena itu dia juga ingat kalau anggota kelas itu masih kurang...

"Ya sudahlah." katanya, masih dalam posisi duduk, namun kali ini kakinya menyilang dengan santainya. "Perkenalan dulu untuk hari ini. Dua jam penuh kalau kalian belum puas hanya dengan perkenalan, kita juga bisa melakukan percobaan kecil untuk pembukaan kelas. Perkenalkan, namaku Takeba Shindou--dan aku cukup yakin kalau kalian sudah cukup mengenalku dari segi sifat. Aku guru kelas kalian untuk pelajaran sains, jadi sampai kalian resmi lulus dari Don Girarde nanti aku mungkin akan memperbudak kalian dengan laporan-laporan paska-percobaan yang bejibun jumlahnya--mengingat kalian sudah fifth grade dan jelas perlu diingatkan rasanya menderita begadang karena tugas esai dan semacamnya." katanya, dengan mata yang sedikit curiga melirik Hokuto.

Rasanya tidak mungkin kalau orang yang sudah keseringan bolak-balik lab buat membolos bisa batal membolos semudah itu...akh, sudah, sudah. Thinking negative's bad for your health.

"Perkenalan dulu untuk hari ini. Dua jam penuh kalau kalian belum puas hanya dengan perkenalan, kita juga bisa melakukan percobaan kecil untuk pembukaan kelas. Perkenalkan, namaku Takeba Shindou--dan aku cukup yakin kalau kalian sudah cukup mengenalku dari segi sifat. Aku guru kelas kalian untuk pelajaran sains, jadi sampai kalian resmi lulus dari Don Girarde nanti aku mungkin akan memperbudak kalian dengan laporan-laporan paska-percobaan yang bejibun jumlahnya--mengingat kalian sudah fifth grade dan jelas perlu diingatkan rasanya menderita begadang karena tugas esai dan semacamnya." katanya, dengan mata yang sedikit curiga melirik Hokuto.

Hoku tidak peduli (atau sebenarnya tidak sadar) tatapan curiga senseinya itu dan hanya mendengarkan penjelasan dari sensei yang menggagalkan rencananya untuk bolos itu dengan tidak serius. Sesekali ia menguap jelas sekali tidak menyukai pelajaran itu, tidak peduli bahwa gurunya masih memberikan penjelasan di depan.

Hoku yang mulai bosan lalu mengambil permen karet yang ada di sakunya lalu mengunyamnya dan memainkan permen karet itu dengan membuat balon, meletuskannya, membuat lagi dst....

"Haah..bosan..cepatlah pelajaran ini berakhir! Aku mau main ke Game Centre ato ngerusuh saja nanti di suatu tempat..!" gumam Hoku dengan suara yang mungkin masih bisa didengar oleh seluruh penghuni kelas itu. Hokuto tidak peduli kalau sensei yang mendengar hal itu akan menghukumnya atau apalah. *bener2 dibanatia Rae*

"Ya sudahlah." katanya, masih dalam posisi duduk, namun kali ini kakinya menyilang dengan santainya. "Perkenalan dulu untuk hari ini. Dua jam penuh kalau kalian belum puas hanya dengan perkenalan, kita juga bisa melakukan percobaan kecil untuk pembukaan kelas. Perkenalkan, namaku Takeba Shindou--dan aku cukup yakin kalau kalian sudah cukup mengenalku dari segi sifat. Aku guru kelas kalian untuk pelajaran sains, jadi sampai kalian resmi lulus dari Don Girarde nanti aku mungkin akan memperbudak kalian dengan laporan-laporan paska-percobaan yang bejibun jumlahnya--mengingat kalian sudah fifth grade dan jelas perlu diingatkan rasanya menderita begadang karena tugas esai dan semacamnya." katanya, dengan mata yang sedikit curiga melirik Hokuto.
("Swt2 guru yang menyeramkan..."ia mencuri pandang ke arah mata guru itu secara diam-diam)

"Salam Kenal semua saya Marco.... dan maaf untuk para gadis2 semua yang berada dikelas ini '-_-" saya sudah punya pacar maaf2 *bow gracefully* Hehehe" ia tertawa kecil mencoba untuk mencerahkan sedikit suasana kelas yang tadinya cukup tegang

"Haah..bosan..cepatlah pelajaran ini berakhir! Aku mau main ke Game Centre ato ngerusuh saja nanti di suatu tempat..!" gumam Hoku dengan suara yang mungkin masih bisa didengar oleh seluruh penghuni kelas itu. Hokuto tidak peduli kalau sensei yang mendengar hal itu akan menghukumnya atau apalah. *bener2 dibanatia Rae*

Ia menatap lelaki yang berkomentar barusan ("Huh Nuova selamat mendapatkan teman yang cocok untukmu disini swt2" ia menggumam sendiri)

"Hi salam kenal juga?" ia mencoba untuk menjabat teman sekelasnya yang baru berkomentar itu

"Salam Kenal semua saya Marco.... dan maaf untuk para gadis2 semua yang berada dikelas ini '-_-" saya sudah punya pacar maaf2 *bow gracefully* Hehehe" ia tertawa kecil mencoba untuk mencerahkan sedikit suasana kelas yang tadinya cukup tegang

Hokuto menanggapi ucapan pemuda bernama Marco itu dengan berkata...

"Masalahnya disini kan ga da cewe-nya? Jadi kamu sebenarnya lagi berkata sama siapa?" tanya Hoku, tidak peduli bahwa sensei-nya itu juga seorang perempuan, mungkin karena dia tidak menganggapnya sebagai perempuan? *dibantai Rae*

"Hi salam kenal juga?" ia mencoba untuk menjabat teman sekelasnya yang baru berkomentar itu

"Yow! Aku Hokuto Erilliano, terserah kau mau manggil apa..." kata Hokuto memperkenalkan dirinya cepat dan agak malas2an.

"BTW kalo aku tidak salah ingat kamu sekamar denganku kan?" tanya Hoku iseng aja.

"Masalahnya disini kan ga da cewe-nya? Jadi kamu sebenarnya lagi berkata sama siapa?" tanya Hoku, tidak peduli bahwa sensei-nya itu juga seorang perempuan, mungkin karena dia tidak menganggapnya sebagai perempuan? *dibantai Rae*

Marco hanya tersenyum misterius, bukan karena ia tidak bisa menjawabnya tetapi... karena ia berpikir bahwa wanita itu (Gurunya sekarang) akan minimal tersenyum mendengar ucapannya barusan

"Yow! Aku Hokuto Erilliano, terserah kau mau manggil apa..." kata Hokuto memperkenalkan dirinya cepat dan agak malas2an.

"Hmm Hokuto yah? Blehkan aku memanggilmu Hoku saja?" ia menatap pria itu sembari tersenyum tipis

"BTW kalo aku tidak salah ingat kamu sekamar denganku kan?" tanya Hoku iseng aja.

"Oh aku baru ingat itu...*menepuk jidatnya sendiri* Baiklah Hoku, kita akan mengalami tahun yang menyenangkan bersama-sama" ia mengangkat tangannya dan mengacungkan jempolnya seperti iklan sebuah produk pasta gigi

"Hmm Hukuto yah? Blehkan aku memanggilmu Hoku saja?" ia menatap pria itu sembari tersenyum tipis

"Yeah..whatever.." jawab Hoku masih malas2an.

"Oh aku baru ingat itu...*menepuk jidatnya sendiri* Baiklah Hoku, kita akan mengalami tahun yang menyenangkan bersama-sama" ia mengangkat tangannya dan mengacungkan jempolnya seperti iklan sebuah produk pasta gigi

"Yah...semoga saja...tapi mungkin aku akan sering2 datang terlambat ke Dorm ya..kau tahu sendirilah alasannya.." ujar Hoku tersenyum jahil. Pulang malam eh? Itu sudah biasa bagi Hokuto yang memang tidak peduli pada peraturan asrama yang seenaknya itu. Jadi...lebih baik dia pulang main dulu dari sekolah daripada jadi anak baik sepulang sekolah kan? *evilsmile* *dihajar*

"Yeah..whatever.." jawab Hoku masih malas2an.
menatap heran *menggeleng-gelengkan kepalanya, karena takjub atas kecuekan teman barunya tersebut*

"Yah...semoga saja...tapi mungkin aku akan sering2 datang terlambat ke Dorm ya..kau tahu sendirilah alasannya.." ujar Hoku tersenyum jahil. Pulang malam eh? Itu sudah biasa bagi Hokuto yang memang tidak peduli pada peraturan asrama yang seenaknya itu. Jadi...lebih baik dia pulang main dulu dari sekolah daripada jadi anak baik sepulang sekolah kan? *evilsmile* *dihajar*

"Hmm kalau kau mau bermalas2an seperti itu sih aku tidak akan memaksamu^^V tetapi..... Ku harap 'kau tahu siapa' tidak keberatan dengan hal ini saat aku memberitahukannya tentang absensimu *evilgrin*?" Marco berkata dengan nada misterius

"Baiklah aku akan tetap dikelas" *ia meninggalkan Hoku terdiam sendirian* lalu mencari-cari bangku yang kosong

"Hmm kalau kau mau bermalas2an seperti itu sih aku tidak akan memaksamu^^V tetapi..... Ku harap 'kau tahu siapa' tidak keberatan dengan hal ini saat aku memberitahukannya tentang absensimu *evilgrin*?" Marco berkata dengan nada misterius

"Hei jangan begitu dong! sebagai sesama teman sekamar kau harus bersekutu denganku!" canda Hoku tertawa jahil.

"Baiklah aku akan tetap dikelas" *ia meninggalkan Hoku terdiam sendirian* lalu mencari-cari bangku yang kosong

"Mencari tempat duduk? Kenapa kau tidak duduk disini saja?" tawar Hokuto menunjukkan bangku di sebelahnya yang tentu saja masih kosong. Tumben juga Hoku menawarkan tempat duduk pada orang apalagi di sebelahnya, waduh! Ada apa gerangan ini? *firasat buruk* *dihajar Hoku lagi*

OOT: Terima atau tidak ya~~*dibantai*

Oot: @Marco n Hoku: jangan kacangin tret starter atuh

=====

Tap! Tap! Tap!

Vel berjalan secepat yang ia bisa sepanjang koridor sekolah. Tujuannya adalah laboratorium, karena mata pelajaran yang harus diikutinya setelah ini adalah science. Dan semua ini karena chocolate parfait yang tergeletak secara misterius di meja kantin sekolah. Semua yang mengenal Vel pasti tahu kalau pemuda tinggi yang satu ini pernah pantangan (alias, berhenti) makan es krim selama 8 tahun. Akibatnya--ia menjadi seorang ice cream mania yang setiap kali menemukan es krim tak bertuan pasti dimakannya, atau minimal, dilempar ke wajah orang lain.

Lupakan soal es krim, Vel. Nanti kamu bisa ke kantin lagi setelah pelajaran. Sekarang, ia berdiri di depan pintu kelas science, atau lebih pantas disebut laboratorium. Merapikan pakaiannya yang memang serampangan, seperti kemeja berdasi yang merupakan seragam wajib Don Girarde yang tidak ia kancingkan di bagian kerahnya.

Merasa sudah cukup rapi (padahal ia ngotot tidak mengancingkan kerah kemejanya), Vel masuk ke kelas itu dan belum apa-apa langsung merasa aneh. Bukan masalah baginya sih, karena sebagai seorang varia ia terbiasa dihadapkan dengan organ tubuh dan apalah namanya itu. Tapi ini. Ular! Jeng, bayangin ada uler ngalor ngidul di lantai lab. Mungkin kamu akan berpikir bahwa itu adalah kebun binatang dan keluar kelas tanpa mengucapkan apapun. Tapi yang kita bicarakan kali ini adalah Vel. Ia berjalan memasuki kelas, dengan santai. Sebodo ada seekor atau 2 ekor yang mungkin saja ia injak.

"Selamat pagi, apa saya terlambat?" sapanya untuk yang pertama kalinya ke semua yang berada di kelas itu. Termasuk kepada guru yang duduk di depan ruangan itu...rasanya pernah ketemu?

Shindou hanya menghela napas kembali mendengar pembicaraan dua murid yang datang agak awal itu. Yeahh, terusin sono, ngobrol aja terus. Ntar hari pertama gua kasih tugas bikin essai 1 meter kapok lu...

Lalu datang satu lagi murid...

.......

AAAARRRGGHHHHH, KENAPA KELASNYA JADI AJANG PERTEMUAN MUSUH BEBUYUTAN GINI SIIIIIIIIHHHH????

"Pagi juga, Velchemz. Daan, ya, kau terlambat 4 menit dari jadwal." kata Shindou, tersenyum sedikit melihatnya. Setidaknya satu lagi dari sedikit murid yang...setidaknya, masih bisa dianggap 'waras' sedikit.

"Vel, minggirkan kakimu. Nanti peliharaanku terinjak." katanya singkat, menunjuk ke arah kaki Vel yang memang hampir menginjak ekor ular tadi. Dia menghela napas kembali, menunggu murid itu duduk.

"Jadi...bagaimana kabar partner gilamu itu?" tanya Shindou ke Vel, akhirnya ikut-ikutan cuek setelah dicuekkan dua muridnya tadi.

OOT:@Vel: Masalahnya gw bingung mo ngomog apa lagi sama Shindou...sori dah...

HUAHM!!

Hokuto menguap lagi untuk keberapa kalinya (PM ga ngitung...) ketika tiba2 seorang pemuda yang tidak mungkin dia lupakan wajahnya masuk ke kelas sains itu...

"Selamat pagi, apa saya terlambat?" sapanya untuk yang pertama kalinya ke semua yang berada di kelas itu.

"Sapa sih?" batin Hoku pertama masih eror otaknya dan karena airmata abis nguap jadi ga keliatan jelas, tapi setelah mendengar nama yang disebut Shindou itu...

"Pagi juga, Velchemz. Daan, ya, kau terlambat 4 menit dari jadwal." kata Shindou, tersenyum sedikit melihatnya.

"ARRGGHHHH!!!!" Hoku langsung berdiri dan berteriak melihat wajah sepupu tersayangnya itu=))

"Oi! Sensei! Masa anak kayak gini juga masuk kesini sih?! I BUJUD! Ketemu lagi sama nih anak! Uda tau gitu mending tadi gw ga bolos disini dah!" kata Hoku menunjuk-nunjuk Vel dan asal ceplas-ceplos aja ngomong soal rencana bolosnya padahal masih ada Shindou disitu. Ga kapok2 nih anak....

OOT: sori wa keasikan '-_-" btw gurunya galak amat jadi saya gak enak mulai pembicaraannya duluan *alasan dibuat2 shot*

"Mencari tempat duduk? Kenapa kau tidak duduk disini saja?" tawar Hokuto menunjukkan bangku di sebelahnya yang tentu saja masih kosong. Tumben juga Hoku menawarkan tempat duduk pada orang apalagi di sebelahnya, waduh! Ada apa gerangan ini? *firasat buruk* *dihajar Hoku lagi*

Marco dengan tanpa rasa curiga sedikit pun menerima tawarannya tersebut
"Terimakasih Hoku" dia menjawab

"Selamat pagi, apa saya terlambat?" sapanya untuk yang pertama kalinya ke semua yang berada di kelas itu. Termasuk kepada guru yang duduk di depan ruangan itu...rasanya pernah ketemu?

"Hmm ada lagi yang baru datang yah?" menengok kearah pintu masuk

AAAARRRGGHHHHH, KENAPA KELASNYA JADI AJANG PERTEMUAN MUSUH BEBUYUTAN GINI SIIIIIIIIHHHH????
Dia terkejut mendengar teriakan gurunya itu

"Pagi juga, Velchemz. Daan, ya, kau terlambat 4 menit dari jadwal." kata Shindou, tersenyum sedikit melihatnya. Setidaknya satu lagi dari sedikit murid yang...setidaknya, masih bisa dianggap 'waras' sedikit.

"Vel, minggirkan kakimu. Nanti peliharaanku terinjak." katanya singkat, menunjuk ke arah kaki Vel yang memang hampir menginjak ekor ular tadi. Dia menghela napas kembali, menunggu murid itu duduk.

"Jadi...bagaimana kabar partner gilamu itu?" tanya Shindou ke Vel, akhirnya ikut-ikutan cuek setelah dicuekkan dua muridnya tadi.

"ARRGGHHHH!!!!" Hoku langsung berdiri dan berteriak melihat wajah sepupu tersayangnya itu=))

"Oi! Sensei! Masa anak kayak gini juga masuk kesini sih?! I BUJUD! Ketemu lagi sama nih anak! Uda tau gitu mending tadi gw ga bolos disini dah!" kata Hoku menunjuk-nunjuk Vel dan asal ceplas-ceplos aja ngomong soal rencana bolosnya padahal masih ada Shindou disitu. Ga kapok2 nih anak....

melihat ketiga orang tersebut tampak saling mengenal satu sama lain, Marco memperhatikan mereka dari bangkunya (Hmm.. tampaknya dia, Hokuto dan guru itu saling mengenal satu sama lain.... Lebih baik aku?" ia bangkit dari posisinya semual dan)

"Maaf2 Bu guru saya lupa bersalaman dengan Ibu!!! lalu salam kenal juga mas?" ia menatap wajah murid baru tersebut setelah selesai menjabat tangan gurunya tersebut

("Swt... Kenapa saya tadi lupa jabat tangan yah ama dia *menatap gurunya tersebut* entah kenapa dari tadi perasaanku tidak enak saja... ternyata ini toh'-_-" ia menggumam sendiri dan entah mengapa Marco merasa bahwa ia telah terbebas dari suatu tugas yang cukup berat)