Art Class For Fifth Grade - Intro First

Huaaaaaaaaahhm..

Setelah menghabiskan makan siangnya, pria berumur 24 tahun itu segera berjalan menuju ruangan kelas tempat ia bernaung mengajar hari ini. YA. Hari ini. Tanggal 14 Februari. Ahh tanggal 14 yang dikenal sebagai hari valentine. Yah, hal itu tidak berpengaruh bagi Van. Toh ia belum mempunyai pasangan dan sebenarnya ia tak terlalu peduli. Ia lebih senang bertukar coklat dengan Chiaki, adiknya. Tapi Chiaki sendiri tak suka coklat. Ahh.. Malangnya.

Dibukanya pintu kelas seni tersebut. Samar-samar tercium harum cat minyak dan cat air yang tergeletak di meja setiap siswa. Di sudut ruangan terdapat patung berbentuk manusia tanpa sehelai kain pun. Walaupun begitu, bagian bawah patung itu ditutupi sebuah er... daun? Ah apapun itu. Van duduk di meja guru. Yang tak lain mejanya. Dibukanya daftar siswa kelas lima yang akan mengikuti kelas ini. Hmm tak terlalu banyak. Dan kelas pun masih kosong.Mata hitamnya melirik ke arah jam besar di dinding.

11:45

Hoo.. Rupanya masih lama. Van terlalu pagi, eh? Ah sudahlah. Toh tak ada salahnya datang pagi. Ya, kan? Okee.. sekarang ia harus memikirkan tugas apa yang harus diberikan. Hemm.. Apa ya..?

Siren melangkah dengan ringan ke kelas berikutnya : kelas Seni. Ia sempat kembali ke kamarnya dulu untuk menukar isi tasnya; dari buku-buku bahasa Italia menjadi sketchbook dan sebuah kotak pensil yang berisi berbagai perlengkapan gambarnya.

Hari pertama ngapain ya... Perkenalan doang, atau langsung bikin sketsa kah?

Ia merasa cukup bersemangat. Dengan langkah pasti, ia berjalan mendekati ruang kelasnya dan membuka pintunya perlahan.

"Selamat siang," sapanya sopan. Ternyata sudah ada satu orang di sana, dan pastinya ia adalah seorang guru. Kali ini ia tidak menanyakan apakah ia gurunya atau bukan, karena ia sudah cukup mendapatkan pengalaman di kelas sebelumnya.