Combat Class - Third Grade, Prepare Yourself

Heh, waktunya masuk kelas ya?

Masih pagi. Adriano pun menguap lebar, menyender di kursinya. Haah... Kenapa sih dia harus kebagian kelas pagi? Menyebalkan. Jam 7 dimulai, jam setengah 7 tadi dia baru bangun. Hasilnya? Yeaaah tentu saja bos. Pakaian asal pakai, dasinya masih tidak rapi dan kancing kemejanya bagian atas ada dua yang tidak tertutup. Bukan contoh yang baik? Memang, habis mau gimana lagi? Tapi tetap saja dia memakainya, pin tanda staff yang ada di jasnya itu. Tidak ada bedanya dengan staff lain walau dia wakasek, biarin.

Dia pun melirik jam. 7 kurang 5. Seandainya para calon murid kelas Combat tidak segera datang, Adriano akan memberi mereka hukuman super berat. Yeeaaah, kan hari pertama harusnya cuma perkenalan. Bodo amat. Adriano akan memberikan aturan darinya untuk kelas ini, aturan yang...kufufufu...tentu saja akan membuat semuanya meriang. Yeah, mereka yang mau masuk kelas akan disuruhnya bergaya ala R*nka Le* dulu di depan pintu. Tentu saja, karena guru sedeng ini selalu punya ide gila untuk menjahili muridnya.

Ngomong-ngomong soal kelas....ruang kelas Combat mungkin agak berbeda dari kelas lain. Yeah, ada kursi dan meja seperti kelas biasa, tapi ada area yang lebih luas sedikit di depan kelas. Mungkin...untuk memberi tempat untuk spar. Sebenarnya sih kalau soal praktek, Adriano lebih suka mengajak mereka ke training grounds saja. Tapi pertemuan pertama selain perkenalan...mungkin lebih baik teori dulu.

Oh iya...Kano ke mana ya? Si ketua VARIA itu kan jadi guru juga di kelas ini. Yeah, mereka mengajar berdua. Karena memang kelas seperti ini kan lebih baik diurus dua orang. Lagipula, soal teori perang, sepertinya Kano lebih jago. Nyuhuhu, Adriano mungkin bisa mencari kebahagiaan sendiri. A.k.a ngobrol dengan...seseorang yang ada di kelasnya saat ini.

Dia pun menghela nafas, sekali lagi menyenderkan kepalanya ke belakang. Menunggu kelas terisi. Sebentar lagi, eh?

Ufufufufu! Nogami Shiruku, hadir dengan penuh keceriaan! Shiruku berjalan sambil sedikit membusungkan dada. Burung merpati yang disebar oleh si kepala sekolah bertengger di pundaknya. Yeah, Shiruku ketiduran selama upacara penerimaan murid baru tapi dia mendengar samar-samar itu ada kaitannya dengan event Valentine. Ah, peduli amat. Si burung pun disuruh pulang oleh Shiruku ke kamar gadis itu. Gadis itu melanjutkan langkahnya, kali ini lebih ceria. Rambut pirang kuncir dua Shiruku seolah meloncat-loncat mengikuti irama langkah Shiruku.

Gadis ini sesekali membayangkan seperti apa nanti kelasnya. Jangan-jangan dia kena MOS lagi. Eh...Disini kan sekolah elit; pasti beda atau malah ga ada yang namanya MOS. Muhahaha, Mafia memang asyik! Sayang, Shiruku tidak tahu saja soal keberadaan Adriano. Makanya bisa ceria ceria sambil tersenyum mesum bahagia.

Shiruku tiba di depan pintu kelas. Yak, ritual dulu dong saudara-saudara! Shiruku kan memang dari sananya narsis; maka itu....dia ngaca dulu. Aha, lumayan. Kamu cantik hari ini, Shiruku! Nyihahahaha! Shiruku pun mendobrak pintu dengan keras sambil berteriak "SWELAMAT PAGI!" yang mungkin bisa bikin budeg orang yang denger. Shiruku pun hendak berjalan masuk ke kelas; tapi kita lihat saja Adriano mao ngapain.

Kirah~!
Ryuusei ni matagatte
Anata ni kyuukouka ah ah
Noukon no hoshizora ni
Watashitachi hanabi mitai
Kokoro ga hikari no ya o hanatsu

Sambil melenggang ringan Reuel berjalan menuju kelas combat. Tidak takut terlambat? Oh tidak juga. Masuknya pukul tujuh kan? Itu masih tujuh kurang lima, jadi dia punya waktu lima menit sebelum dihitung terlambat...

Kaiwa nado nashi ni
Uchigawa ni mogutte
Kangae ga yomitoreru
Fushigi na yoru

Dengan santainya menyanyikan pelan lagu Seikan Hikou (salahkanlah seorang guru sains yang hobi dengerin lagu gituan.) yang sudah dia hafalkan diluar kepala karena terlalu sering dia dengar, dia berjalan mendekati pintu ruang combat.

"SWELAMAT PAGI!"

Bujud!!

Siapa sih yang teriak-teriak begitu pagi-pagi?? Dia melihat sekeliling, kebingungan--Oh...

Dia menghela napas. Kalau dipikir-pikir anak third grade kan banyak banget memang...rasanya tidak heran kalau ada tipe berisik seperti perempuan yang tampaknya super narsis itu...

Kalau dipikir-pikir dua kanibal itu juga third grade...kan? batinnya, wajahnya sedikit memucat, membayangkan apa saja yang akan terjadi di combat class hari itu... glek, mudah-mudahan hanya perkenalan.

Mudah-mudahan.

Combat Class ya....

Ele berjalan dengan tenang menyusuri koridor sekolah yang luasnya gede tenan itu. Dia menuju ke satu kelas yang harus dihadirinya dan mengajarkan pelajaran wajib, Combat Class. Ele sebenarnya tidak terlalu menyukai kelas itu karena mendengar rumor kalau kedua guru yang mengajar di kelas itu adalah guru yang 'Killer'.

"Haah...aku lebih ingin ke Music Class..tapi..aku juga tidak ingin bertemu dengan guru itu.." batin Ele menghela nafas membayangkan pelajaran musik yang paling disukainya, namun guru yang mengajarnya sangat berbeda dengan keinginannya, satu kata..ME-SUM=)) Guru Musik itu benar2 menyeramkan bagi Ele karena dia tidak terbiasa dengan perlakuan seperti itu.

Begitu sampai di depan pintu Combat Class...

Shiruku pun mendobrak pintu dengan keras sambil berteriak "SWELAMAT PAGI!"

"Kyaaa!" Ele memekik pelan, terkejut mendengar suara yang sangat keras itu. Ele lalu dengan perlahan mengintip taku2 ke dalam kelas itu, celingukan melihat siapa yang berteriak sekeras itu.

"Sepertinya gadis itu yang berteriak..." gumamnya mengamati gadis yang baru mau masuk ke kelas itu juga.

Ele mengamati 2 orang teman sekelasnya itu, lalu dengan ragu2 Ele pun melongok ke dalam kelas dan melihat seseorang yang sepertinya adalah guru kelas itu, karena Ele pernah melihat orang itu membawakan pidato sebagai wakil kepsek...

''Itukah guru yang digosipkan 'Killer' itu? Moga2 dia tidak terlalu menyeramkan" batin Ele berharap tidak terjadi hal yang aneh di kelas pertamanya hari ini.

Kenapa ada kelas di pagi buta gini sih? Pikir Haruki sambil berjalan di koridor dengan mulut terbuka lebar karena menguap. Satu tangannya sibuk memasukkan kemeja yang menjadi seragam sekolah mafia ini ke dalam celananya.
Belum juga sampai di kelas, masih beberapa meter lagi, Ia sudah dapat mendengar teriakan "SWELAMAT PAGI!" yang super enerjik.

Wah, apa itu salah satu teman sekelasnya?
Haruki berlari-lari kecil menuju ke ruang kelas tersebut dimana Ia bisa melihat kerumunan kecil para murid di depan pintu kelas combat.
Tertular semangat siapun yang berteriak tadi, Haruki pun turut berteriak dengan antusias tepat di belakang murid-murid lain dengan kepalan tangan kanannya teracung di udara, "SELAMAT PAGI JUGAAA!!!"

Setelah itu mata cokelat terangnya memeriksa satu-persatu orang yang ada di situ.
Pria berambut nanas yang berdiri di situ pasti gurunya, lalu ada seorang gadis berambut putih yang juga berdiri di dekat pintu, dan seorang gadis berambut pirang yang dilihat dari gerak-geriknya memiliki rasa percaya diri tingkat tinggi.
Namun yang menangkap pandangannya bukan mereka, melainkan pemuda berambut putih yang sempat menjadi 'buruan makan malamnya' sekaligus teman sekamarnya di asrama.

"REUPON!" Ia kembali berteriak sambil menghampiri pemuda itu dengan senyum lebar, "Apa kabar?" Ia menepuk-nepuk punggung Reuel sebagai sapaan ramah, seakan tidak ingat kalau Ia pernah berniat memasak dan mengakibatkan timbulnya trauma pada pemuda berambut putih itu.

Gah. Kelas. Entah sial atau apa, ia ada kelas pagi. Siapapun yang pertama kali berpikir untuk menyatukan kata 'kelas' dan kata 'pagi' seharusnya mendapat tiket utama satu arah menuju neraka...

Anak berambut pirang itu masuk dengan mata masih mengantuk. Tangan di saku, tak peduli pada siapapun disana, bahkan tak peduli untuk mengucapkan salam. "Fuaaah~" kuapnya sedikit ditutupi oleh tangan yang bebas. Dan ia duduk di sebuah bangku, tak lupa mengangkat satu kaki.

Ongkang-ongkang nih ceritanya?

Masa. Bodoh. Tersenyum. Terima kasih.

Jadi terduduklah ia dalam diam di kelas pagi yang kebetulan adalah kelas combat. Hmm, lebih baik segera mulai deh..., harapnya dalam hati.

Hari pertama masuk kls, Raku udah lari2an dari kamar nya menuju ke kls. Kan nggak lucu klo hari pertama telat, ya kan? ya kan?? (meskipun ga ada jaminan klo selse diabsen dia ga langsung cabut seh... ) udah gitu roomate nya pada jahat lageh. Dua2 nya sekelas, dan dua2 nya ninggalin dia tidur di kamar. Udah gitu kesasar lageh, nggak tau kelas nya dmn.

"SWELAMAT PAGI!"

Oh, well~ untung aja ada anak narsis nan norak yg teriak2 pagi2, dan memberi tahu Raku arah kls nya dgn bener (meskipun nggak langsung seh, secara emang kls2 daerah situ lageh kosong semua). Ia pun langsung menambah kecepatan lari nya supaya nggak telat nyampe kls. Dan sukur2 aja pas dia nyampe pintu, pas jarum panjang jam nyampe di angka 12. Jadi dia nggak diitung telat kan?

Setelah memperhatikan org2 yg ada di kls itu (Adri yg keliatan paling tua, pasti guru nya (dia ga tau krn emang bolos pas opening ceremony. *tukang ngasus neh*), seorg gadis berambut putih (ubanan juga mbak? *dilempar kuali*), gadis penuh semangat yg kyk nya si norak yg tadi teriak2 (meskipun udah nunjukkin ruangan kls nya juga ke Raku), cowok berambut kuning yg ekspresi nya dah kyk ikan mati (ngantuk seh. ), daaan 1 parnter-in-crime nya ditambah 1 org yg pernah nyaris jadi makanan nya. Raku pun langsung mengambil tempat di antara kedua roomate nya (Haruki dan Reuel) dan merangkul mereka, dan membisikkan sesuatu ke kuping kedua nya...

"Tega bgt deh loe org, cabut ke kls nggak ngebangunin gw dulu..."

Oh, oke. Sudah mulai belajar. Hyo malas sebenarnya kalau sudah mendengar kata belajar. Terakhir kali membuka buku saja entah berapa...bulan? Atau tahun ya? Pokoknya sudah teramat lama ia tidak bersinggungan dengan kata belajar. Tapi, begitu melihat jadwalnya hari ini, Hyo mengurungkan niatnya untuk bolos dan kabur ke taman. Yea, Combat Class. Dengan guru-guru yang pastinya tidak akan membiarkanmu kalau ketahuan membolos. Ya iyalah, gurunya Kano sang ketua Varia. Juga, Adriano si wakasek. Oke, mungkin Adriano adalah (ehem) 'orang yang spesial'. Tapi sekarang, status mereka guru dan murid. Hyo tidak mau cari masalah dengan guru-gurunya di kelas ini. Bisa-bisa umurnya berkurang drastis.

Dengan malas, Hyo melirik jam tangannya. Kurang sepuluh menit lagi akan masuk. Ia sudah berdiri di depan pintu kelas, dengan seragamnya yang sepertinya lumayan berantakkan. Masa bodoh deh. Kemeja tidak dimasukkan, jas tidak dikancing, dasi yang tidak rapi. Haha, habis dia kelihatan aneh kalau berpakaian terlalu rapi. Ternyata, usianya bertambah malah membuatnya semakin serampangan. Normal sih, apalagi untuk pemuda 17 tahun sepertinya. Ya, ya. Cukup preview seragamnya. Hyo langsung masuk dan melempar pandangan iseng pada Adriano. Mungkin ia akan mengacau nanti. Eh, ralat deh. Kalau ada Kano, lebih baik jadi murid yang manis dan penurut saja.

Rupanya kelas sudah berisi beberapa murid. Yeaaah, bodo deh. Seorang gadis mengucapkan salam dengan keras. Wew, menarik. Teman-teman sekelasnya mungkin orang-orang yang seru. Waktunya menunjukkan semangat paginya!

"WOOH!! SELAMAT PAGI SEMUAAA!!" berteriak, tapi tentunya masih dalam batas pendengaran manusia. Ia memasang cengiran ceria di wajahnya. Wuahaha, tampak semangat di kelas pertama!

Aha, tentu banyak yang protes Shiruku teriak begitu. Shiruku tersenyum usil-kucing (seperti emot >3) dan hendak masuk ke kelas itu. Tapi yah;

"SELAMAT PAGI JUGAAA!!!"
"WUOH! ADA JUGA YANG SENASIB!" sahut Shiruku balik. Yeah; senasib apa? Senasib kelebihan energinya? Kayaknya sih. Diliat-liat si rambut hijau ini seru juga dijadiin partner in crime. Shiruku tertawa kecil.

"WOOH!! SELAMAT PAGI SEMUAAA!!"
Yesh! Ada lagi yang bisa dijadiin partner in crime! Eh tunggu, Shiruku; jangan-jangan teriakannya itu test untuk mencari partner. Aih, omong omong kenapa ini cowok semua yang nyaut? Apa nggak ada cewek yang bisa ikutan nyaut ya? Shiruku menatap pemuda ber eye patch itu dan menyahut lagi; "PAGII~!"

Shiruku lagi lagi tersenyum usil, mengibaskan rambut pirangnya. Yah, anak cowok tenaganya JAUH lebih besar. Kecuali Shiruku; tenaganya udah kelebihan meski bukan cowok. Tapi tetep aja anak cowok lebih kuat. Bisa jadi partner yang bagus nih. Shiruku tertawa; "Ohohohoho~" dengan tangan di bawah dagu.

"Tega bgt deh loe org, cabut ke kls nggak ngebangunin gw dulu..." Seseorang berkata begitu sambil merangkul bahu Haruki dan Reuel.
"Hoh?" Ia menoleh ke arah si pembicara, "Ah, Rakupon...Sori deh. Habisnya gue kira loe mau bolos lagi kayak pas opening ceremony." Ia cengengesan menjawab partnernya.
"Yang penting gak telat kan?" Ia melirik ke arah jam dinding di kelas itu.
Kemudian Ia kembali mengecek penghuni kelas. Sepertinya sudah bertambah beberapa orang: Seorang pemuda berambut pirang bertampang acuh dan pemuda ber-eyepatch yang memberi salam dengan semangat seperti gadis pirang tadi.

Hmm, Ia jadi bertanya-tanya kapan kelasnya akan dimulai...
dan apakah Ia bisa membolos? (Padahal sudah berjanji akan jadi murid teladan)

"WOOH!! SELAMAT PAGI SEMUAAA!!"

"Haduh, anak2 sini padah semangat semua yah pagi2?" komentar Raku yg maseh dlm posisi merangkul kedua roomate nya itu. "Dan ada yg terlalu semangat sampe2 ninggalin roomate sendiri juga..."

"Hoh? Ah, Rakupon...Sori deh. Habisnya gue kira loe mau bolos lagi kayak pas opening ceremony."

"Haha, Ukipon, jgn gitu dong, klo opening ceremony kemaren kanrame bgt, ilang 1 org ga ketahuan, tapi ini kan kls kecil, gw bolos pasti langsung ketahuan kan? Well, moga2 aja kls nya nggak brp ngebosenin deh.." Raku pun akhir nya melepaskan rangkulan nya ke Reuel, terus mengangkat tangan nya dan dgn muka setengah ga niat mengucapkan salam...

"Pagi semuaa~"

Ele hanya mengamati bahwa dari tadi sudah makin banyak siswa-siswi yang datang ke kelas Combat ini, 2 orang pemuda di antaranya, yang ber-eyepatch dan yang berambut hijau ikut2an berteriak 'selamat pagi' sama semangatnya dengan gadis yang di awal tadi berteriak....

Ele hanya tersenyum melihat tingkah teman2 barunya (padahal kenal aja ga) yang kocak itu=))

"Pagi semuaa~"

"Selamat pagi semua" Ele pun ikut2an memberi salam saja setelah mendengar kebanyakan orang disitu sudah mengucapkan salam.

Ele pun lalu masuk ke kelas itu. Selintas Ele melihat seorang pemuda yang tidak mungkin dia lupakan karena pernah bertemu dengannya di markas Cavallone 3 tahun yang lalu, walaupun sudah banyak berubah Ele masih mengingatnya. Dia pun dengan perlahan-lahan menghampiri pemuda yang duduk dengan mengangkat satu kakinya itu..

"Emm...Rico..san kan?" sapa Ele ragu2 takut menyapa orang yang salah.

"Emm...Rico..san kan?"

"Hoh?" satu kelopak mata terangkat dan mengungkapkan seorang gadis berambut panjang menghampiri dirinya. Gadis yang tidak ia kenal. Tapi gadis itu mengenalnya.

Hell no. Lagi-lagi kejadian seperti ini. Wah, wah, apa perlu ia data siapa saja yang sudah salah mengenalinya? Sejauh ini sih sudah tiga orang. Apa ia akan menembus angka sepuluh, para pemirsa? Yah, tidak ada yang tahu. Kita lihat saja nanti. Ha-ha-ha, menarik juga mengerjai orang, walaupun di luar keinginan dan dugaannya, seperti ini. Cih.

"Ya dan bukan. Nama dan perawakanku mungkin sama di mata kalian, tapi aku bukan Rico-san yang kamu kenal itu, Nona," menghela nafas sok tahu, sengaja ia menekankan nama yang disebutnya supaya gadis di depannya menangkap maksud yang tersirat. "Siapa kamu?"

Adriano menutup matanya. Agh, sial masih ngantuk. Dan dengan kepala mengangguk-angguk, pria berusia 25 tahun ini pun entah kenapa mulai tertidur. Yeah, dia memang tidak tidur semalaman, banyak urusan. Dan dia malah mendapat kelas pagi lagi. Great. Bagus sekali. Ingin benar rasanya dia membunuh si kepala sekolah brengsek yang membuatkan jadwal pelajaran hari itu.

"SWELAMAT PAGI!"

"SELAMAT PAGI JUGAAA!!!"

"WOOH!! SELAMAT PAGI SEMUAAA!!"

GEDUBRAK! BRAK! BRUUUGH!!!

Yaak saudara-saudara! Akibat dari salam pagi yang kelewat riang itu, sang guru Combat yang ketiduran ini malah jatuh dari kursinya. Dan tentu saja, akibat jatuhnya itu, tangannya malah menekan salah satu remote yang ada di mejanya. Remote video? Yeeaah, sure... Dan begitu remote itu tertekan, langsung saja monitor yang ada di ruangan tersebut menyala, dan suara musik yang berdentum-dentum terdengar dari speaker besar di kedua sisi ruangan.

"Kirah~!
Ryuusei ni matagatte
Anata ni kyuukouka ah ah
Noukon no hoshizora ni
Watashitachi hanabi mitai
Kokoro ga hikari no ya o hanatsu"

Yeah? Video Ranka Lee dari Macross Frontier? Ahaha... Kelihatan jelas adegan gadis berambut hijau itu berpose dengan manisnya, tiga jari di samping wajah itu... Err, Adriano, punya fetish sendiri rupanya?

Pria berambut biru itu pun bangun perlahan dari posisi terjatuhnya, memijat-mijat pinggangnya yang berkontak langsung dengan lantai. Dengan sakit dan mantapnya, tentu. Sambil meringis, dia pun menghadap anak-anak Third Grade yang mengikuti Combat Class.

"A...aduh... Yah, maaf tadi ada gangguan sebentar. Tapi...err, bisa kalian lihat video itu kan? Nah saya tetapkan..." ujar Adriano dengan nada yang berbahaya dan seringai jahil di wajahnya. "Gaya itu akan menjadi salam khusus untuk memasuki Combat Class!"

"A...aduh... Yah, maaf tadi ada gangguan sebentar. Tapi...err, bisa kalian lihat video itu kan? Nah saya tetapkan..." ujar Adriano dengan nada yang berbahaya dan seringai jahil di wajahnya. "Gaya itu akan menjadi salam khusus untuk memasuki Combat Class!"

"Eeeh? Bahkan aku tidak tahu lagu apa itu!" ujar Shiruku panik. Dia belum sempat nonton Macross Frointer saat masuk ke sekolah mafia ini. Padahal DVDnya sudah lengkap di rumah. Oke, back. Shiruku berpikir sebentar. Mungkin ini semacam MOS, begitu pikirnya. Aaah, kenapa nggak SOSdan saja sekalian jangan MOS. Tapi ini lumayan menarik juga. Dia tersenyum usil kucing dan menunjuk ke Adriano.

"Saia terima tantanganmu, Nappo-sensei!" ujar Shiruku menunjuk Adriano. Aduh, Shiruku bodoh, itu Adriano-sensei bukan Nappo-sensei. Bodo amat deh. Shiruku pun memerhatikan video itu dan berpose seperti itu. Agak ngawur sedikit karena Shiruku salah tangan, tapi orangnya sendiri bodo amat. Setelah berpose ngawur seperti itu, Shiruku tertawa jahil lagi; "Ohohohoho~"

Hyo dengan santai berjalan memasuki kelas. Melemparkan senyuman ramah pada semua yang berada di sana. Wah, beberapa wajah tampak tidak asing bagi Hyo. Yah, mungkin pernah berpapasan? Entah deh. Seorang pemuda berambut pirang tampak tidak asing untuknya. Itu...Rico bukan? Tapi ia tampak berbeda. Yah, sudahlah. Nanti juga tahu semua yang ada di kelas. Sekarang, lebih baik mencari tempat duduk dulu. Mengingat si guru masih terlelap. Dasar, si pervert itu.

Hyo duduk di barisan kedua dari depan. Dengan asal menaikkan kakinya ke atas meja, sedang tangannya dilipat menjadi bantal untuk kepalanya yang bersandar ke belakang. Tidak sopan? So what? Hyo tidak peduli. Gurunya tidak sadar kok. Lagi, ia tidak membuat kekacauan. Mungkin tidur sebentar sebelum kelas mulai. Hyo memejamkan matanya, lalu...

"Kirah~!
Ryuusei ni matagatte
Anata ni kyuukouka ah ah
Noukon no hosizora ni
Watashitachi hanabi mitai
Kokoro ga hikari no ya o hanatsu"

GEDUBRAKKK!!

Pemuda ini langsung jatuh begitu suara Ranka Lee membahana. Monitor pun menampakkan wajah gadis manis yang tengah berpose khasnya. Wuaa--ini Adriano yang menyalakan? Hyo langsung berdiri dan menatap gurunya dengan wajah tidak percaya dan shock. Apa-apaan? Adriano ternyata...lolicon ya? Ya ampun... Lalu, wajah Hyo semakin shock mendengar gaya ala Ranka Lee dijadikan sebagai salam memasuki combat class. Hah?! Gak salah tuh?

"O--oi, serius salamnya seperti itu...?" tanya Hyo, ngeri. Mungkin dia tiga tahun yang lalu tidak akan protes disuruh bergaya begitu. Kalau dulu, Hyo berpose seperti Ranka Lee masih terlihat manis. Sekarang...gah! mengerikan! Ogah!

Wadzigh.

Maklum lah, memang combat class itu kelas wajib... dia hanya pasrah menerima nasib saat kanibal-kanibal dari waktu itu tiba-tiba menyapanya...haha, lupakah mereka terhadap trauma yang didapatnya saat itu...?

Mampus deh. Dia hanya menahan napas saat dirangkul Raku yang datangnya ampir aja terlambat.

Lalu apa itu yang barusan dia dengar?? Harus pose ala Ranka Lee dulu baru boleh masuk kelas? Oke, Reuel, ini sekolah mafia. Dari awal nggak ada yang normal di sini. Meskipun gurunya yang satu ini agak...terlalu abnormal.

Segera saja dia melakukan pose Ranka tadi, lengkap dengan senyuman *yang menurutnya agak kurang jelas maksudnya*, tiga jari ala metal di sebelah kepala, dan juga kelepasan ngomong 'kirah!' sebelum kemudian melihat ke arah guru kelasnya yang tadi menonton video Macross Frontier tadi dengan muka lempeng kembali.

"Seperti itu, sensei?" tanyanya, datar.

Sebuah lagu yang belum pernah Haruki dengar sebelumnya kini bermain dengan kencang di dalam kelas tersebut.
Kemudian guru berambut nanas itupun berkata,
"Gaya itu akan menjadi salam khusus untuk memasuki Combat Class!"

Karena sudah disuruh begitu, gadis pirang enerjik tadilah yang pertama kali menyanggupi. Kemudian Reupon turut berpose.
Dua-duanya terlihat manis!
Haruki spontan bertepuk tangan.

"Ayo, Rakupon!" Ia menarik tangan Raku dengan kencang dan bergegas ke depan kelas agar semua bisa melihat mereka dengan jelas.
Ia memperhatikan video yang menampilkan gadis itu sejenak sebelum membungkuk bak seorang diva di atas panggung dan mulai berpose:
Tiga jari di samping kepala, lalu...tersenyum manis!

Belum puas, Haruki mulai menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri sesuai irama.
Seru, liar, heboh.
Tapi...
Lama-lama tariannya jadi tidak serasi dengan nada yang sedang diputar.
Gerakannya kini berubah menjadi tarian Hare Hare Yukai yang memang Ia hapal di luar kepala.

"Gaya itu akan menjadi salam khusus untuk memasuki Combat Class!"

"APAAA?!?!!!"

Yak, dgn sukses pernyataan dari Adri membuat mata Raku kebuka 100%. "Haah, tau gini mending gw tadi sambung tidur aja ya, masa hari pertama masuk langsung disuruh yg aneh2 gini..." gumam nya sambil mendesah. OK, dia emang mengakui klo si gadis pirang nan norak tadi cukup cocok melakukan pose tsb, dan Reuel yg muka nya emang cukup manis juga, maseh lumayan lah diliat nya. Sedangkan Raku? Muka nggak jelas, dandanan lebih nggak jelas lageh, disuruh pose gitu mo jadi kyk gmn??

Tapi, mo apa lageh, dia uda masuk ke kls, dan belon ada kesempatan bwt cabut? Jadilah Raku terpaksa melakukan pose yg tadi diperintahkan guru nya itu. Belon lagi tangan nya yg ditarik Haruki dan menyeretnya maju ke dpn kelas.

"Ayo, Rakupon!"

"Haah, iya deh."

Akhir nya dgn terpaksa Raku pun melakukan pose "kira~" tsb, dgn muka setengah terpaksa. Ntah mirip ntah nggak, yg penting dikerjain dulu, trus langsung buru2 balik ke belakang dan nyari kesempatan bwt kabur, ato paling nggak, ngisengin org. Sayang sekali, rencana nya gagal total, krn Haruki tau2 malah nari di dpn kls, dgn dia bengong aja di samping nya.

"Haah, gw sial bgt yah hari ini?"

Combat Class.

Kenapa harus ada combat class di sekolah ini? Yah, namanya juga mafia. Kalian harusnya tahu apa yang diincar gadis ini kan? Yah, sesuatu yang yahhh... Lebih 'panas' dari ini. Ah, maksudnya lebih besar dan jauh lebih penting daripada harus menghadiri kelas-yang-jelas-jelas-tidak-berguna-untuknya. Yah, pendapat yang bagus Luna.

Kakinya melangkah ke ruang kelas sambil sesekali melirik jam tangannya. Haaa, sudah pukul 07.13? Cepat sekali. Gadis ini bahkan masih menguap dengan tangan menutupi mulutnya mengingat dia baru tidur pukul 2 pagi. Tanya kenapa? None of your business. Ah, yah. Mengingat guru combatnya. Siapa? Wakil kepala sekolah yang tampangnya lumayan itu bukan? Kufufufu, nampaknya Luna cukup tertarik dengan pria itu. Tapi sayang sekali, kau masih belum bisa menandingi Ren, Adriano Constanza. digebukpmadri

Oke, kini Luna telah sampai di depan ruang kelasnya. Dan berbagai suara teriakan terdengar saat pintu dibuka. Satu kata, BERISIK. Kenapa sekolah ini penuh dengan makhluk menjijikan yang tidak tahu aturan? Bukankah makhluk seperti itu lebih terhormat jika dimusnahkan dari muka bumi ini? Fine, untuk sekarang terserahlah. Luna melangkah masuk sambil menatap beberapa 'calon' teman seangkatannya. Tidak takut dihukum? Who cares? Terlihat dari mata gadis ini, guru combatnya, Adri sedang terduduk di kursinya dengan terkantuk-kantuk. Tunggu. Seharusnya ada satu orang lagi kalau Luna tidak salah ingat. Kano? Di mana pria berwajah menyeramkan itu. Tidak ada tanda-tanda kehadirannya. Bagus.

Berkat suara-suara berisik tadi, pria berambut nanas itu terjatuh dari kursinya dan tanpa sengaja menekan sebuah remote.

"Kirah~!
Ryuusei ni matagatte
Anata ni kyuukouka ah ah
Noukon no hosizora ni
Watashitachi hanabi mitai
Kokoro ga hikari no ya o hanatsu"

GAH!!! BERISIK!! Mau lagu, video entah apapunlah itu, yang jelas BERISIK. Kalian tahu, Luna tidak suka gangguan. dan mereka semua itu benar-benar pengganggu, termasuk 'calon cadangannya', Adri itu. Well, well. Sayang sekali jika mengetahui bahwa Adri sudah punya seseorang. Gadis ini melempar senyuman pada pria itu. Entahlah, jika memang dia itu peka terhadap wanita pastinya harus sadar kan? Kecuali dia bukanlah laki-laki yang menyukai perempuan, kalian tahu maksudku kan?

"Gaya itu akan menjadi salam khusus untuk memasuki Combat Class!"

Apa? Persetan dengan hal itu! Luna harus mengikuti gaya norak ala 'makhluk asing' dari video itu? Sorry, hell no.

"Ya dan bukan. Nama dan perawakanku mungkin sama di mata kalian, tapi aku bukan Rico-san yang kamu kenal itu, Nona," menghela nafas sok tahu, sengaja ia menekankan nama yang disebutnya supaya gadis di depannya menangkap maksud yang tersirat.

Sumpah, Ele setengah mati bingungnya waktu itu (ga sampe 1/2 mati sih..*dijotos). Dilihat dari ciri2nya memang itu benar adalah Rico, tapi kalau orangnya sendiri ga merasa, masa harus dipaksa sih?

"A-ah..maafkan saya..mungkin..saya salah orang.." balas Ele bingung tidak menyangka bahwa dia ternyata salah mengenali orang.

"Siapa kamu?"

"Eleanore Roselle, panggil saja Ele, emm..boleh saya tahu nama anda?" tanya Ele sopan.

"Kirah~!
Ryuusei ni matagatte
Anata ni kyuukouka ah ah
Noukon no hosizora ni
Watashitachi hanabi mitai
Kokoro ga hikari no ya o hanatsu"

"Gaya itu akan menjadi salam khusus untuk memasuki Combat Class!"

Ele hanya bisa terheran-heran saja ketika satu persatu siswa-siswi kelas itu mulai melakukan gerakan2 itu dengan lancarnya tanpa rasa malu (sepertinya *dibantai*).

"Yang benar saja?! Apa..aku juga harus melakukan hal yang sama dengan mereka? Aku tidak mau.." batin Ele kelihatan sekali tidak terlalu menyukai gerakan itu dan tidak mau melakukannya.

Tiba2 sesosok gadis berambut hijau datang ke kelas itu, dan dilihat dari ekspresinya, sepertinya dia juga tidak terlalu menyukai ide guru yang aneh itu..Ele sendiri juga sebenarnya agak segan untuk melakukannya..

"Tapi..kalau benar itu dijadikan salam beneran..berarti guru juga akan melakukan hal yang sama dong?" gumam Ele mengamati guru yang menciptakan ide aneh itu menunggunya apakah dia akan ikut menari atau tidak.

"Boleh saya tahu nama anda?"

"...Kamu sudah tahu namaku, Ele," sehabis mengucapkan itu, Rico tercuri perhatiannya oleh sebuah video yang menyala, mempertontonkan seorang gadis berambut hijau sedang berpose tiga jari. Pose yang aneh. Dan apa maksudnya itu? Menjual sisi manis seorang gadiskah? Haha. Manis.

Dan, apa-apaan, hampir semua anak di kelasnya melakukan apa yang disuruh si wakil kepala sekolah sekaligus guru kelasnya. Malah ada yang lebih heboh lagi karena seorang anak laki-laki berambut hijau disana menyambung pose tadi dengan dansa tidak jelas.

Hoo...

Rico kembali menutup mata seolah-olah keributan dalam kelas itu tidak pernah terjadi dan, setelah membenarkan sedikit posisi duduknya agar lebih rileks, ia mencoba untuk tidur.

Oke, ada salah satu murid yang memanggilnya Nappo-sensei. Haha, tidak peduli juga sih, karena memang rambutnya identik dengan nanas. Ah, tapi anak ini melakukannya tanpa protes, malah menganggapnya sebagai sebuah tantangan. Sekalipun salah, yah Adriano biarkan deh. Dia pun hanya tersenyum kecil sambil mengangguk pelan.

"Hm, tapi lain kali jangan salah tangan ya."

Berikutnya, Princess. Protes rupanya ya? Adriano tidak menjawab, hanya menampakkan senyumnya yang lebar nan jahil itu. Ahaha, inilah enaknya jadi guru, murid harus menuruti semua perkataannya. Dan yang jelas, toh dia hanya menyuruh melakukan sesuatu yang...mungkin membuat para murid kehilangan harga diri? Tidak juga. Beberapa melakukannya dengan sempurna...kecuali satu orang...yang malah jadi joget tanpa disuruh Adriano. Nah lho, ini...ya ampun... Adriano pun tertawa kecil.

"K...kufufufu...sebenarnya aku tidak menyuruhmu menari juga tapi...oke, berhenti, Suzuki," kata Adriano tenang sambil meminta pemuda berambut hijau itu untuk berhenti.

Dan tak lama kemudian, ada seorang gadis lain yang memasuki Combat Class. Huh? Gadis berambut hijau ini...anggota Vongola kan? Acry...atau entah apa lah itu namanya. Kalau tidak salah sih namanya mirip dengan nama anak Adriano, tapi entahlah. Yang jelas, gadis itu tersenyum padanya. Dan tentunya, Adriano pun membalas tersenyum, seperti apa yang seharusnya dilakukan seorang guru.

"Tapi..kalau benar itu dijadikan salam beneran..berarti guru juga akan melakukan hal yang sama dong?"

Sekalipun hanya gumaman, tapi ini tetap terdengar oleh Adriano. Senyum pria berambut biru tua ini pun mengembang, dan dia membenarkan letak kacamatanya. Heh, menarik. Dia memang suka posenya Ranka Lee, tapi bukan berarti dia suka berpose seperti itu juga. Lucu amat dia disuruh pose begitu. Yang ngeliat bukannya senyum sambil menjerit, tapi malah tereak sambil kabur adanya. Dan tentunya...

"Tepatnya, syarat bagi murid yang mau ikut pelajaran dan diberi nilai yang memang selayaknya," jawab Adriano dengan tenang. "Nah, ayo lakukan, Hyo Lee, Arcyrean, Eleanore, dan Rico."

"Hm, tapi lain kali jangan salah tangan ya."
Eh? Salah ya? Syukur si guru itu memaafkannya. Gawat kalau Shiruku dikeluarkan di hari pertama. Hh, Shiruku mengeluarkan nafas lega. Dia tersenyum dan menunduk.

"Terimakasih, Nappo-san!" teriak Shiruku. Shiruku tidak tahu nama orang itu sih. Shiruku bangkit dan tertawa Ohohohoho lagi dengan bangga. Menarik sekali kelas ini, jauh lebih menarik daripada kelas combat si wanita pirang itu dulu. Shiruku memainkan rambut pirangnya.

"Tepatnya, syarat bagi murid yang mau ikut pelajaran dan diberi nilai yang memang selayaknya,"

Hohoho. Jadi si Nappo ini tidak akan melakukan pose itu, ya? Shiruku pengen lihat nanas pose Kira sebenarnya. Dan lagi, sepertinya diskriminasi. Cih, guru kok diskriminasi. Shiruku berdecak dan bilang;

"Sensei, kalau begitu, coba sensei lakukan pose itu sekali saja. Mungkin itu membuat yang lain mau berpose seperti itu juga" senyum Shiruku nakal.

Baru masuk kelas, Uetsu sudah disambut dengan suara Rank* Le* dari anime yang baru saja ditontonnya. Wew, apa guru combat class di Don Girarde ini juga menonton Maccr*s Fr*nt*er? Bahkan memasang vdieonya keras-keras sambil menunggu para murid datang ke kelasnya. Atau malah ada maksud lain? Yaiks.. Firasat buruk...

"A...aduh... Yah, maaf tadi ada gangguan sebentar. Tapi...err, bisa kalian lihat video itu kan? Nah saya tetapkan..."

ho oh, ho oh, sepertinya tidak ada yang harus dikhawatirkan. Hanya kecerobohan sang guru sajakah? Tapi sepertinya tidak sampai situ. Uetsu terhenyak ketika sang guru mengatakan,"Gaya itu akan menjadi salam khusus untuk memasuki Combat Class!"

Najong......
GAYA RANK* L*E, OYYY!!! Kenapa mereka ga disuruh niruin Sh*ryl N*me aja sekalian? Kan mendingan tuh. "E-Eh, beneran harus?" tanyanya dengan tergagap, apalagi ketika ada seorang gadis berambut pirang yang sepertinya menanggapi hal itu dengan sangat gembira.