History Class--First and Second Grade: Do You Remember The Histories?

14-02, 06.30

Raven mendecak pelan membaca waktu yang tertera di jam tangan digital miliknya. Jam setengah tujuh, dan kelas masih kosong. Ehem, wajar saja. Mengingat kelas baru akan dimulai setengah jam lagi. Raven benci menunggu. Harusnya ia tadi datang sedikit lebih lama. Tapi, adik kembarnya sudah ribut ingin berangkat ke sini. Ya, sudahlah. Terpaksa datang lebih awal. Jadilah ia sendirian di sini. Di dalam kelas sejarah, yang menurut Raven benar-benar akan menjadi tempat penuh anak-anak yang tertidur saat ia menjelaskan tentang masa kekuasaan Khubilai Khan atau penjabaran alasan terjadinya perang dunia.

Ia duduk di kursi guru; tempatnya. Seisi kelas dapat terlihat dengan jelas. Mata safir yang tajam itu menunjukkan rasa puas. Bagus. Ia nanti bisa melihat para homo sapiens yang seolah berhibernasi seperti beruang kutub. Lihat saja, Raven tidak segan-segan memberikan tugas tambahan untuk mereka yang tidur di kelasnya. Mungkin 100 halaman penjelasan Kekaisaran Romawi bisa menjadi menu hukumannya. Fufu, lihat saja nanti. Raven bukanlah tipe guru yang akan langsung menasehati muridnya yang tidur di kelas saat ketahuan. Mungkin dibiarkan saat kelas masih berlangsung, tapi saat keluar dari kelas...hem, batalkan janji bermain kalian dan siap-siap berlari ke perpustakaan untuk menyelesaikan tugas kalian.

Pria berwajah tegas ini mulai membereskan bawaannya. Beberapa buku tebal, dan laptop yang berisi materi yang akan menjadi topik dalam kelasnya nanti. Yeah, sebenarnya Raven tidak menyiapkan dengan detail. Biarkan saja, toh materi ini akan dibahas. Ché, merepotkan juga pekerjaan seorang guru. Apalagi merangkap sebagai asisten kepala sekolah. Mungkin tidak akan merepotkan kalau kepala sekolahnya tidak seperti kepala sekolah di sini. Menyebalkan. Raven sampai merapatkan giginya saking kesalnya karena ingat si kepala sekolah tak tahu diri itu. Awas saja kalau ia belum menyelesaikan berkas-berkas yang ditinggalkan di atas meja. Raven benar-benar akan menghantam kepala Kazu sial itu dengan kamus arkeologi miliknya.

Sepertinya, tinggal 5 menit lagi sebelum jam masuk. Apa murid-muridnya sudah datang? Raven berdiri di samping meja, menunggu. Tidak usah memikirkan perkenalan diri. Cukup sebutkan namanya. Raven malas beramah-tamah dengan orang lain. Ya, orang lain kecuali... Ah, tidak perlu dibahas.

Timeline : sebelum memasuki ruangan History Class
----------
Cassandra kembali meyakinkan bahwa untuk tanggal 14 Februari, hari ini, dengan jadwal dari jam 7 sampai jam 9 kelas satu merupakan kelas History. Jam 9.30 sampai 11.30 merupakan kelas medic, dan jam 12 sampai 14 adalah kelas musik.

Setelah tempo hari mencatat jadwal pelajaran dari papan pengumuman kedalam buku sakunya, Cassandra meraih buku-buku yang berhubungan dengan sejarah, medic, dan musik dari laci meja belajarnya, sebuah buku fail dan kotak pensil lengkap dengan isinya – yang merupakan fasilitas perlengkapan tambahan yang disediakan oleh sekolah, dan lalu berangkat meraih kue-kue kering yang dibelinya diluar lingkungan sekolah, dengan botol air minum isi ulang yang dibawa dari dormitory.

----------
Timeline : setelah berada dekat dari History Class
----------

Cassandra meyakinkan dirinya bahwa kelas History sudah benar letaknya didepan mata. Sekelilingnya masih terlihat beberapa murid dari berbagai kelas mulai simpang siur di koridor. Cassandra benar-benar tidak bisa membedakan siapa saja dan murid di kelas berapa saja, terkecuali rok seragam perempuan yang dipakai yang membedakan kelas 1 dan 2. Tanpa perduli sekitar, Cassandra langsung mengetuk pintu dan memasuki ruang kelas History.

“Permisi…” Sahut Cassandra seraya membuka pintu dan memasuki ruangan.

Himeko membac tulisan yang ada di depan pintu masu 'History Classroom' begitulah bacaanya. Himeko melangkah memasuki ruangan itu.
"Selamat pagi." Ucapnya pada orang, yang sepertinya seorang guru. Himeko duduk di bangku dan mengeluarkan gutingnya dari dalam tas pink-nya. Himeko memutar mutar gunting itu di jari tengahnya, tapi mendadak guting itu terbang dan mengenai kepala gurunya itu..

Pagi-pagi sekali, berjalanlah dua sosok mungil yang melewati koridor panjang bercat pucat yang nampaknya akan keluar hantu atau wajah busuk yang mengerikan di sana-sini. Cukup!

Seorang bocah berambut biru yang menggenggam tangan seorang gadis yang terseret berlari bersamanya. Keduanya tampak sangat dekat dan mirip. Minus genggaman tangan mereka yang sangat erat keduanya memiliki mata kuning yang bersinar seperti matahari cerah.

GRREKK

Pintu tersebut dibuka dan terlihat sosok orang dewasa di antara 2 gadis kecil lainnya. Jadi satu orang dewasa tersebut pasti Gurunya.

"Selamat pagi, Bapak Guru~" Katanya memberi salam. Senyum polos menghiasai wajahnya dan Lei berbalik untuk duduk di sebuah bangku di depan. Lei sangat penasaran dengan pelajaran pertamanya tersebut.

Ransel jinjing yang dipunggungnya diturunkan dan dibuka. Tampaklah sosok dua boneka sekaligus senjatanya. Dikeluarkan boneka tersebut lalu buku sejarah untuk First Grade.

Kelas...

Tangannya... digenggam. Seorang gadis yang hanya berbengong-bengong tanpa perlawanan sama sekali ikut terseret karena tangannya digenggam dengan erat oleh bocah berambut biru yang ceria dan bersemangat. Entah kenapa.

GRREKK

Pintu dibuka oleh Lei, sang bocah dan keduanya masuk beriringan ke dalam kelas. Lei menyapa seorang pria diantara anak-anak kecil lainnya sehingga Idy ikut menunduk dan mengatupkan kedua tangannya sebagai salam. (Salam orang India)

Kemudian dirinya kembali terseret ke arah bangku yang diduduki Lei sehingga gadis ini ikut duduk di sampingnya. Lei nampak mengeluarkan isi tasnya.

...
.....

Idy ikut menurunkan tas jinjingnya dan mengeluarkan seekor kelinci abu gelap dengan mata merah serta buku tebal yang menimbulkan bunyi berdebam saat diletakkan di atas meja.

~~~~~
OOT : langsung mulai pelajaran ato apa ya?
udah keburu keluarin biar pun sebetulnya males belajar~

bagus, akhirnya datang juga murid-muridnya. Pertama seorang gadis kecil. Ah, sepertinya kelas satu. Raven hanya mengangguk singkat saat gadis itu memberi salam. Ya,ya... jahat mungkin tidak membalas sapaan murid dengan ramah. Tapi inilah Raven. Tidak bisa ramah pada sembarang orang. Jadi, siap-siap saja menghadapi es batu keras kepala yang menjadi guru sejarah karena terjebak oleh kecelakaan ini. Selanjutnya datang anak yang membawa-bawa gunting. Heh, dasar anak kecil. Tidak sadar kalau gunting itu berbahaya apa? Sepertinya Raven perlu mengajukan usul pada kepala sekolah untuk memberi larangan keras membawa senjata untuk murid.

WHUUUSS...

Gunting itu melayang ke arahnya. Raven hanya berdecak pelan dan menangkis gunting itu dengan buku tebal di mejanya. Ah, buku administrasi murid ya? Bodo deh. Gunting itu jatuh lumayan jauh. Raven menghiraukan si pelempar gunting. Ia malah duduk di kursinya. Bersamaan dengan itu, datanglah dua murid lain. Hoo... sepertinya mereka bersaudara. Raven lagi-lagi diam saja saat salam diucapkan muridnya. Sudah 4 orang. Tak ada salahnya memulai pelajaran. Ia berdiri, lalu berjalan ke depan kelas.

"Kita mulai pelajaran hari ini. Sebelumnya, namaku Raven. Terserah mau memanggilku apa. Aku tidak peduli," ujarnya, datar sambil menatap seisi kelas.

Ia mengambil spidol hitam, lalu menuliskan sesuatu di papan tulis. Yah, awal penjelasannya.

World War I

"Apa yang kalian ketahui tentang Perang Dunia pertama? Kapan terjadi, dan apa penyebabnya..." tanya Raven seusai menulis. Tinggal menunggu siswa-siswi itu menjawab.

---

OOT: 1. Keaktifan di kelas mempengaruhi nilai. Harap jawab pertanyaan yang diajukan secara lisan setelah mengangkat tangan.
2. DILARANG MEMBAWA BENDA BERBAHAYA KE DALAM KELAS. Pelanggar akan mendapat tugas hukuman.

OOT @ Raven :
1. Kapan kita bisa tahu siapa yang pertama kali mengangkat tangannya? dan apakah tepat setelah di RP kami mengacungkan tangan, boleh langsung menjawab?
2. Apa ada tes-tes kecil / kuis dadakan / kuesioner? bagaimana cara menjawabnya?
3. Apakah absensi dihitung dari mengikuti pelajaran atau hanya dengan menjawab pertanyaan yang diberikan saja?
maaf atas pertanyaannya yang banyak sekali... trima kasih, mohon dijawab.

------------------------------------

Cassandra segera mengambil tempat duduk sedikit barisan depan. Selama ini, Cassandra hanya mendengar cerita-cerita tentang sejarah dari kakek dan koleganya, dan Cassandra gugup untuk mengingat bahwa ingatan kakeknya tidaklah terlalu baik. Secara disini tugasnya adalah sebagai pelajar, hendaknya Cassandra menyadarkan diri untuk sedikitnya mengerti, mengetahui, dan tidak terkebelakang dalam segala pelajaran.

Setelah duduk, Cassandra menaruh barang-barang bawaannya kedalam laci meja dan memisahkan buku paket sejarah, fail, dan kotak pensil untuk mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang akan diajarkan.

Tidak lama, kelas rupanya sudah akan dimulai dengan beberapa orang sudah memasuki ruangan. Sempat terjadi insiden gunting yang tidak sengaja terlempar ke arah Pak Guru, yang dengan mudah ditangkis. Cassandra secara sepihak merasakan aura dan wibawa yang sangatlah hebat dari Pak Guru ini dan merasakan sedikit ketakutan didalamnya. Hal ini segera ditepisnya jauh-jauh semata-mata karena sekolah ini adalah sekolah untuk mafia dan dimana seluruh isinya tidak dapat diharapkan untuk 100 % normal. Cassandra berhasil menenangkan dan menguasai dirinya.

'Saya harus bisa menenangkan diri saya!', mantra Cassandra pada dirinya.

'Tetapi Pak Guru ini hebat, karena sepertinya ia tidak mudah terpancing emosi.... Hanya saja, apakah pengajarannya akan sulit?', pikir Cassandra.

Segera setelah insiden gunting, Pak Guru segera berdiri dari duduknya untuk pertama kali memperkenalkan dirinya bernama Raven. Pak Raven menuliskan "World War I" dan menanyakan tentang hal tersebut.

Dengan hati-hati, Cassandra mengangkat tangannya. "Pak, Perang Dunia I berlangsung dari tahun 1914 hingga 1918!"

GEDUBRAK! BRAK!

Pintu terbuka dengan kasar, dan gadis berambut biru tua ini pun masuk sambil mendorong sosok di depannya dengan kasar. Lagi-lagi. Sekali lagi, dia harus membawa Tsukiya menuju kelas mereka. Bagus sekali. Susah sih ya jadi Louise, sudah seperti baby sitter Tsuzuki saja. Kenapa nggak sekalian Louise jadi Guardian Tsuzuki saja sih, biar lengkap tugasnya. Meh.

Dan sepertinya kelas memang sudah dimulai. Louise pun menarik kerah Tsukiya, membawa mereka ke tempat duduk di belakang. Dia tidak suka duduk di depan, begitu pula dengan Tsukiya. Dan yang penting dia masih bisa melihat jelas gurunya dari belakang, dan bisa dilihat jelas oleh gurunya dari depan situ. Yap, dia tahu guru yang ini. Raven, asisten kepala sekolah. Yang repotnya hampir sama dengan Papa Adri. Mengurusi kepala sekolah yang nggak becus sedikitpun. Kasihan, tapi apa boleh buat. Malangnya mereka sih.

Berikutnya, guru Sejarah itu menanyakan tentang Perang Dunia I. Aha. Gampang. Kepala Louise langsung terbuka seperti kamus berjalan, dan memang sih dia kamus berjalan. Otaknya penuh dengan hal-hal yang tidak seharusnya sudah dia ketahui, tapi yang ini mungkin memang seharusnya dia ketahui dan aneh bila tidak dia ketahui.

Gadis berambut biru tua ini pun mengangkat tangan kanannya. Angka di mata kirinya berputar, menampakkan kanji 5 ketika dia berbicara. Tidak tahu kenapa.

"Perang Dunia I berlangsung dari 1914 hingga 1918. Lebih dari 40 juta orang tewas, termasuk sekitar 20 juta kematian militer dan sipil. Over 60 million European soldiers were mobilized from 1914 to 1918.

"Perang ini dimulai setelah Pangeran Ruben dari Austro-Hongaria, sekarang Austria, dibunuh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan dan dilibatkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung saat perang ini. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang."

Louise menarik nafas sejenak, siap melanjutkan yang berikutnya. Kata-kata mengalir lancar dari mulutnya, seolah dia telah mengucapkan itu berulang kali.

"Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Ia juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS. Kekalahan Jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya Perang Dunia II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung kepada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam perang seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Perang Dunia menjadi terkenal dengan peperangan parit perlindungannya, di mana sejumlah besar tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat. Ini terjadi khususnya terhadap Front Barat. Lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang, dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran. Sekian," kata Louise, pada akhirnya mengakhiri jawabannya.

Terlalu panjang? Yeah...mungkin. Tapi kalau sudah ditanya, ya Louise pasti akan menjawab seperti ini.

---

OOC: copas dari wikipedia sori kepanjangan, tapi emang charnya begini

Guru yang pendiam. Setidaknya itu yang dipikirkan oleh bocah ini. Bah kan Pak Guru yang bernama Raven itu menghentikan gunting raksasa yang tadi mengarah ke arahnya. Uwah~ Hebat~

Hoeh? Sudah mulai pelajaran? Hum~

Seorang gadis yang menjelaskan panjang lebar mengenai perang dunia tersebut membuat Lei kagum. Uwah~ bicara sebanyak itu tidak membuatnya lelah sedikitpun yah~ Hebat~

"Iya betul! Perang Dunia ada 2. Yang pertama berlangsung pada Tahun 1914 sampai 1918. Sedangkan perang dunia 2 antara tahun 1939 sampai 1945. Penyebab umum perang dunia pertama adalah kesenjangan sosial, namun pemicunya adalah pembunuhan terhadap Putra Mahkota Austria seperti yang dijelaskan anak yang di sebelah sana." Katanya riang sambil mengarahkan tangannya pada anak perempuan yang hebat tadi.

"Perang dunia 2 adalah perebutan tanah jajahan, terutama Jerman yang membentuk Nazi dan menginvasi kaum Yahudi bahkan ada katanya ada pembantaian seluruh kaum tersebut. Selain itu juga penyerang Jepang yang bersaing dengan negara-negara Eropa. Pada akhir perang dunia tersebut ada beberapa tanah jajahan yang menabsolutkan kemerdekaannya. Seperti Indonesia, Cina, dan lain-lainnya~" Katanya dengan senyum menggembang.

Raven....
...
Pak Raven? Guru Raven? Guru Raven Pak? Raven Pak Guru?
....

Entah harus memanggilnya apa tapi gadis ini malah bengong saja dengan uraian panjang lebar dari perempuan berwajah manis yang baru datang dilanjut dengan uraian panjang lebar lagi dari Lei.

Gadis ini masih tetap bungkam. Tidak tahu harus bicara apa dan melakukan apa. Tapi... katanya menjelaskan sesuatu kan? Apa kah harus?

...
.....

Kemudian dengan gerakan lamban gadis ini mulai menulis sesuatu pada bukunya. Memang masih tulisan acak-acakan namun bahasa Italinya sudah lebih baik dari yang pertama mengingat dia harus diberi kursus privat secara ketat sebelum masuk ke sekolah ini.

Perand Dunia I
Juni 1914 hingga November 1918
Penyebab :
- Kemiskinan dan kelaparan kaum buruh di Eropa
- Pembunuhan Pangeran Austria

Setelah menuliskan hal tersebut, gadis ini kembali diam.