Vongola Indo
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

+9
Nasamisuka Himeko
Sawada Tsukiya
Louise A. Michelet
Natalie Windmaker
Kurogami Kaito
Rieska Verriert
Leynad Gears
Camille Clairine Winfield
Demitri Hunter
13 posters

Halaman 2 dari 4 Previous  1, 2, 3, 4  Next

Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Kurogami Kaito Sun Feb 22, 2009 6:45 pm

OBJECT-ion!

Kaito menunjuk kearah Plushie yang dilempar kearah Guru-Super-Mencolok-Dan-kayaknya-ingin-diperhatikan-oleh-orang-lain-karena-tidak-mengenakan-seragam-guru-yang-telah-ditetapkan-oleh-sekolah-dan-lagi-warna-bajunya-itu-merah-darah-mencolok-layaknya-seorang-err-what-do-we-call-him?—oke, kepanjangan, jadi intinya, Plushie yang dilempar oleh si 'Hiu' itu kearah Gurunya, Demitri Hunter, oke... Jadi! Apa yang akan dilakukan Disciplinary Commitee? berdiam diri? Nah. They won't do it.

Sekarang apa yang harus kita lakukan, hmm? ... HOLD IT!

Kaito melihat sesosok, err, apalah itu, yang pasti... Wanita, tidak lain tidak bukan adalah si Anak-perempuan-sok-tahu-dan-sok-kenal-itu—Clarine apa gitu, namanya. Mendekati si Shodaime-look-a-like. Sok penolong, eh? oke, ditambahkan. Anak-perempuan-sok-tahu-sok-kenal-dan-sok-penolong. Lengkap. Jadi sekarang, apa yang akan dilakukannya? kufufufu. Tentu saja... give her 'Guilty' Verdict!—err, ah, that doesn't make this clear. Ulang, give her some kinda... ah, kerjain aja deh, muhahaha.

--Ingat bawaan si Val-Vel? Tabasco? —well, Kaito mengambil 'Evidence' ini ditempat kejadian perkara. Oke, jadi... Cless sudah kembali, eh? oke, here's the second quest for you. "nah, good work. Sekarang... tebarkan Tabasco ini dikelas!" bisiknya, lalu Kaito menaruh botol Tabasco itu, dengan posisi terbalik, dan Cless berputar mengelilingi kelas, know what this mean? Cless. Menebar. Tabasco. Di kelas. "Uhuk. Uhuk. Apa ini!?" ujar Kaito, masih berpura-pura tidak tahu.


OOC: kebanyakan parody dari Phoenix Wright? ngakak guling2 wajar, PM terkontaminasi ngakak guling2
Kurogami Kaito
Kurogami Kaito
Student
Student

Jumlah posting : 272
Join date : 13.11.08
Age : 30
Lokasi : Everywhere,Anywhere,Somewhere.

Student Data
Flame Type: Kaminari
Rank:
Shoutout: Its not like that, I'm just... Bored.

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Nasamisuka Himeko Sun Feb 22, 2009 8:02 pm

Himeko masih asik memutar-mutar gunting dengan menggunakan jari tengahnya, tapi ternyata gunting itu terbang dan tepat mengenai gurunya! Sial! sudah 2 pelajaran berturut turut Himeko menimpuk kepala gurunya dengan gunting walau tidak sengaja. Parahnya, ini gunting terhebat yang dimiliki Himeko. Panjangnya 30 cm dan agak berat!

"Sensei.. Dui bu chi, gomen, sorry, mianhamnida." Ucap Himeko.. Tapi mata Himeko melihat seekor serangga yang terbang di sekitar senseinya itu. Himeko yang terobsesi menangkap srangga denagn mengunakkan gunting langsung saja mengarahkan guntingnya ke arah serangga itu. Sambil mebuka tutup guntingnya berusaha menangkap serangga itu..
Nasamisuka Himeko
Nasamisuka Himeko
Student
Student

Jumlah posting : 15
Join date : 11.02.09

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Camille Clairine Winfield Sun Feb 22, 2009 8:15 pm

"Ah, dan terima kasih, Clairine. Ho veramente bisogno che*)." Rieska dengan agak segan menerima pertolongan wanita itu.

"Sama2 Verriert-kun..." balas Camille tersenyum, mengerti yang dibicarakan Verriert walaupun dengan bahsa lain yang aneh itu.

"Ah? Lunaire juga di sini? Hmm..."

Mendengar nada bicara Verriert yang sepertinya tidak terlalu menyukai kehadiran Lunaire Camille henya tersenyum saja...

"Kenapa Verriert-kun? Verriert-kun tidak suka kalau Lunaire-ku datang?" tanya Camille ceplas-ceplos saja.

Tiba2 bocah cilik yang tadi menyiram Verriert dengan air menangis...

"Lho? Kok jadi nangis sih?" batin Camille heran melihat perubahan sikap yang tiba2 dari bocah itu.

"Uhuk. Uhuk. Apa ini!?" ujar Kaito, masih berpura-pura tidak tahu.

Tiba2 pemuda bernama Kaito itu entah serius ato memang bohongan terbatuk-batuk dengan tabasco yang tiba2 seperti jatuh dari udara itu...

"Ini pasti..perbuatan dia ya..pura2 polos...tabasco ya..aku tidak perlu sampai mengeluarkan Naranoire...tidak penting" batin Camille menatap datar Kaito dan hanya melihat menghindar santai ketika tabasco2 itu berjatuhan ke lantai.

Tiba2 gadis yang sedari tadi memainkan gunting itu tidak sengaja melemparkan guntingnya ke arah Demi-sensei! Setelah minta maaf entah kenapa langsung menggerakkan guntingnya itu dengan bahaya lagi!

"Haah...kalau begini jadi pingin pulang saja...pelajaran pasti tidak akan berlangsung dalam keadaan seperti ini.." batinnya menghela nafas masih smabil menghindar kecil.
Camille Clairine Winfield
Camille Clairine Winfield
Student
Student

Jumlah posting : 153
Join date : 05.12.08
Lokasi : Nilfheim...

Student Data
Flame Type: Sun/Hare
Rank:
Shoutout: Keep stay alive, however many problems come to you

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Rieska Verriert Sun Feb 22, 2009 9:02 pm

OOT:
@Kaito: udah nyoba Apollo Justice belom? Ya? Ya? *stomped*




Rieska sempat terdiam melihat Tsukiya yang tiba-tiba menatapnya dengan mata merah karena iritasi ringan *digampar* yang sembab. Belum lagi, Rieska dapat mendengar jelas kata-kata Tsukiya yang, bisa dibilang, kurang sopan. Namun, apabila kedua hal tersebut digabungkan, Rieska hanya menarik kesimpulan bahwa Sawada Tsukiya kesal... akan dirinya. Hahaha, bagaimana itu bisa terjadi, Rieska sendiri tidak bisa menebak.

"Hey, kau tak apa-apa?" Rieska bertanya agak penasaran dan heran. Bukankah anak ini baru saja mengusilinya? Sebenarnya dia meng-ekspek Tsukiya untuk membalas perkataannya [baca: menghindar untuk mengerecoki]. Seharusnya Tsukiya merasa senang bukan?

Rieska sempat menatap Clairine sebentar, tidak menjawab pernyataan yang diajukan wanita tersebut. Pria itu hanya memberikan isyarat izin meminjam sapu tangan tadi. Tangannya yang masih memegang sapu tangan Clairine pun segera menyerahkan sapu tangan tersebut ke arah Tsukiya -- bahkan Rieska belum sempat mendapat persetujuan dari Clairine.

"Si guarda terribile*). Kelas sepertinya akan dimulai, meskipun keadaannya masih kacau begini... Yah, pasti guru itu cepat atau lambat akan bertindak bukan?" Rieska, kali ini tanpa ekspresi apa pun, hanya menyodorkan sapu tangan milik Clairine. Sebenarnya, perubahan reaksi ini disebabkan oleh kadar tabasco yang berlebihan. Bagi Rieska, inilah bau yang ia sukai, karena bau bahan makanan identik dengan bau dapur.

"Lebih baik kamu lap dulu wajahmu." Rieska tersenyum simpul. Terbesit dalam pikirannya kalau-kalau dirinya terpaksa adu tanding melawan Louise karena masalah ini.

Kalau pun ada seorang murid lagi yang masuk ke dalam kelas dan hampir membunuh guru kelas tersebut, Rieska tidak menyadarinya. Masalah yang ada di depannya sudah cukup untuk membuatnya ngeri dengan efek sampaing dari kekacauan ini.




OOT [lagi]:
*) Italian -- "You look terrible." -- Credits to Google Translate... again! ngakak guling2
Rieska Verriert
Rieska Verriert
Student
Student

Jumlah posting : 60
Join date : 30.01.09
Age : 32
Lokasi : Under the Blue Sky

Student Data
Flame Type: Rain
Rank:
Shoutout: Rachmaninoff, Segundo Concerto... Beginnen.

http://www.kecoakuning11.wordpress.com

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Sawada Tsukiya Mon Feb 23, 2009 2:21 pm

Tsukiya terdiam mendengarkan kata-kata orang ini. Heh. Dia memang tahu kok apa yang dikatakan orang itu. Pastilah penampilannya tidak keruan. Mata merah begini, belum lagi dia tengah menangis. Great. Capofamiglia dari Vongola, menangis seperti anak bayi di hadapan Famiglia lain. Baik, memang Tsukiya masih umur lima tahun sehingga sebagian orang masih memaklumi. Tapi...musuh famiglianya bagaimana?

Bocah kecil berambut coklat berantakan ini pun tersedak. Dia hanya diam, menatap sapu tangan yang diulurkan kepadanya. Tabasco yang menyengat tidak dihiraukannya. Toh, biar bagaimanapun juga, matanya sudah perih karena menangis. Tidak ada waktu untuk memakai google. Dan Tsukiya sendiri juga tidak mau terlihat lemah dengan memasang google untuk menutupi wajahnya yang menangis, sekalipun sebenarnya dia yang saat ini terlihat lebih lemah lagi.

Dia tidak mengambil sapu tangan itu. Dia hanya diam, seperti boneka yang bisu. Isak tangisnya memang mulai mereda, tapi dia tetap saja terdengar sengau ketika berbicara berikutnya.

"Kamu...bukan Papa... Tapi kenapa kamu harus berlaku seperti Papa? Kenapa kamu begitu mirip Papa...?" gumamnya sambil terisak lagi. "Benci...benci...Tsukiya benci yang seperti itu...benci..."

Dia tidak memperhatikan satu pun yang ada di ruangan itu. Dia bahkan tidak memperhatikan Louise, padahal biasanya dia selalu berjaga untuk menghindari gadis itu. Yah, bocah ini memang baru memasuki masa trancenya. Yang kadang muncul ketika dia ingat orang tuanya, eh?
Sawada Tsukiya
Sawada Tsukiya
Student
Student

Jumlah posting : 49
Join date : 14.11.08

Student Data
Flame Type: Sky
Rank: D
Shoutout: "Koori! Koori!" XD

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Demitri Hunter Mon Feb 23, 2009 2:43 pm

OOT : Rieska, tsu (tsukiya&louise), lune ~~ ga digodain
@carmen, ho-oh... ngerti apa adanya aja deh~
~~~~~~~

Terlalu polos~ Untung Demi sudah cukup terbiasa dengan anak-anak yang terlalu polos sampai-sampai sudah tahan banting. Mungkin~ Perempuan yang dihadapannya ini memang polos adanya. "Yah~ Sudah kubilang bebas. Jadi tarian apa pun boleh... Itu kalau seluruh murid setuju untuk melakukannya ya~ Tentu saja Saya sangat senang jika diijinkan berdansa dengan gadis muda yang cantik seperti Miss~" Katanya menjelaskan menggoda pada perempuan di depannya itu. "Wew~ Tentu saja biola sendiri akan lebih menyenangkan untuk dipakai kan~ Kapan pun Miss boleh meminjam piano di sini, tentu saja jika sudah mengurus ijinnya. Sekali lagi penjelasan dari Demi dengan senyum lembutnya.

BZTTT

Seketika Demi serasa disetrum 100 ribu volt oleh Pik*chu. Istri?! 'Nenek sihir' itu? Jangan bercanda! "Ah... Bukan. Hanya wanita yang tinggal di rumahku..." Katanya dengan nada berat karena serasa sedang menelan batu seberat 1 ton. Sementara Demi hanya bisa memelas sambil melihat anak yang bangga karena tidak bisa mengikat dasi. Wew~

Sementara pria yang mulai memakan roti pemberiannya, setelah sebelumnya memeriksa roti tersebut. Waspada yah~ Bagus. Sikap yang cukup baik. Dan pria itu memperlihatkan kotak yang dari ucapannya isinya adalah klarinet. Lalu menanyakan tentang biola. Demi berniat menjawabnya hingga...

BRAK!

Pintu terbuka dan datang seorang pria yang menurut buku murid yang lagi-lagi harus dicek oleh pria berambut merah ini. Menyebutkan namanya, kalau tidak mau dibilang memperkenalkan diri dengan ekstrim yaitu Kurogami Kaito dan menyebutkan alat musik serta tarian yang dikuasainya. Padahal belum ditanyakan. Well... Setidaknya datanya cocok dengan catatan yang sudah dibuat dengan susah payahnya, jadi sepertinya sudah tidak perlu ditanyakan. Demi hanya menaikan satu alisnya melihat tingkahnya yang bersemangat.Lalu masuklah seorang perempuan yang dikenalnya sebagai Guardian Rain dari Millefiore dan murid dari Fourth Grade, Natalie Windmaker. Mendekatinya dan memberi salam dengan sopan. Demi hanya tersenyum dan membalas sapaan tersebut, "Terima kasih Miss, Anda terlihat cantik seperti biasa~" Katanya menggoda, apalagi setahu Demi, gadis ini cukup dekat dengan salah satu rekannya yang lain. Ikuto Leon.

Demi kemudian kembali pada pria yang pertanyaannya belum dijawab. "Kau boleh membawa Biola kapan pun kau mau. Tapi Saya lebih suka jika sebelumnya Anda memberitahu Saya terlebih dahulu." Katanya sambil menjelaskan agar pria itu mengerti. Tidak lupa senyumnya yang biasa.

Lalu masuklah dua orang yang cukup merepotkannya. Ketua Komite kedisplinan dan calon Vongola 12th. Kali ini bocah itu mengancam Lei karena tidak memakai dasinya. Wew~ Padahal kalau ada kesempatan lain, Demi akan menyuruh Lei belajar cara memakai dasi sendiri, tapi kali ini tidak bisa dibiarkan. "Tunggu sebentar..." Kata Demi menenangkan bocah yang sangat mirip dengan ayahnya sampai-sampai pandangan dingin yang menusuknya juga sama persis, bah kan warna mata berbeda yang sama. Hanya terbalik seperti bayangan cermin. Demi pun berjongkok dan mengambil dasi yang dipegangnya tersebut lalu mengikat dasi tersebut dengan segera agar tidak membuat masalah berkepanjangan. "Sudah..." Katanya lembut sambil tersenyum pada anak kecil yang di depannya tersebut lalu kembali berdiri. Tapi...

TOEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEET!!!

NGINNGGG

Seketika telinganya serasa berdengung karena suara nyaring tepat di sampingnya tersebut. "WEW!!" Katanya sedikit oleng dan menutup telinganya yang akan off selama beberapa menit karena damagenya. Wew~ Calon Vongola 12th? Benar-benar jadi pembuat masalah cilik. Wew~ Lupakan saja masalah tersebut sesaat karena ada suara sirine yang berbunyi dan bulu sayap yang jatuh. Kurogami Kaito. Kalau kau ingin pura-pura jangan buka belangmu sendiri. Itu nasihat. Burung yang terbang dan menjatuhkan bulu-bulu tersebut berhasil dihindari dan segera saja Demi melesat untuk menghentikan sirine tersebut. Sekali bergerak melakukan dua pekerjaan sekaligus. Menghindar dari bulu yang mematikan dan menghentikan bunyi berisik tersebut.

Ketika selesai dengan kerjaan yang sebelumnya, baru kembali yang menyambutnya adalah calon Vongola 12th yang menangis dan entah apa menghantam wajahnya padahal bentuknya saja tidak terlihat karena terlalu cepat.

PLUKK

Begitulah bunyi ketika benda tersebut mengenainya dan jatuh ke tangannya. Boneka? Boneka kelinci? Bercanda ya? Siapa yang melempar benda seperti ini? Dari First Grade kah? Lei... Tidak mungkin. Demi sudah tahu Lei tidak akan melempar boneka seperti itu. Louise? Tidak... Mustahil. Tsukiya? Dia sedang menangis begitu... Siapa? Entah lah... Demi hanya meletakkan boneka itu di salah meja kosong yang berada di dekatnya, sementara seorang gadis berambut pink yang sepertinya tidak disadari Demi saat gadis ini masuk melempar gunting besar yang nyaris mengenainya namun berhasil ditangkap meski ayunan gunting tersebut masih berotasi menyebabkan bunyi 'BUK' kecil di kepalanya. "Au...ch!" Ringisnya pelan.

Saat gadis berambut pink sekaligus pelaku kekerasan gunting meminta maaf padanya padahal yang bersangkutan melirik bagaimana Miss. Camille dan Sir. Verriert cukup serasi(Maap kepada keduanya, atau Tsu yang ngincer~) dan Sir. Verriert mengulurkan sapu tangan tersebut pada bocah yang masih menangis tersebut. Wew~ Keadaanya makin memusingkan saja.

Ka-chink! Ka-chink!

Mata Demi melebar saat menangkap sosok gunting raksasa yang membuka dan menutup tepat di dekat kepalanya. Bahaya! Bisa-bisa ada rambut yang gugur layaknya korban perang. "He-hei!" Katanya protes pada gadis yang matanya tidak lagi fokus tersebut malah tampak seperti terobsesi pada... pada apa? Demi tidak tahu. Namun sebisa mungkin dengan refleksnya atau kenarsisannya, Demi berhasil menghindari setiap gerakan gunting yang membahayakan tersebut. Hingga...

GREPP

Demi menangkap tangan gadis kecil tersebut dan menjauhkannya. "Baiklah~ Keadaannya sudah cukup memusingkan~" Katanya dengan nada ramah dan ceria namun tidak dengan sinar matanya. Sudah pasti kan...

Kemudian dilepaskanlah tangan gadis kecil itu dan Demi kembali memeriksa buku muridnya. Masih ada yang belum datang. Tapi... Tak apalah...

Sniff Sniff

Demi mulai mengendus-endus bau yang mulai membuat matanya perih. Bau... tabasco? Wew~ Seperti duo kerjaan duo Varia yang terkenal itu. Tapi mereka tidak ada di sini... Jadi? Ah... Siapa pun pelakunya, sekarang calon Vongola 12th sudah menangis seperti itu. Nampaknya Demi harus angkat tangan dari masalah ini karena nampaknya asal masalah tersebut adalah Sir Verriert yang berada di depan bocah tersebut. Demi hanya mencoba mengamati dari kejauhan. Semoga tidak menambah masalah. Demi hanya berjalan membuka jendela dan pintu. Jalur ventilasi agar bau tersebut tidak menyiksa murid-muridnya di sini. Demi kemudian menyetel AC di ruangan tersebut agar mensirkulasi udara lebih cepat. Setelah membereskan macam-macam hal, yang dirasanya cukup Demi mengedarkan pandangan ke seluruh kelas. WEW~ Huruf besar karena sudah tidak tahu harus berkomentar apa lagi.

Memperkenalkan diri sekarang ini? Tidak. Tunggu keadaan tenang dulu.
Demitri Hunter
Demitri Hunter
Teacher
Teacher

Jumlah posting : 1627
Join date : 17.11.08
Age : 44

Student Data
Flame Type: Hare - Sun
Rank:
Shoutout: Dilarang selingkuh sekali, kalau 2 kali sampe 100 kali boleh dong~

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Leynad Gears Mon Feb 23, 2009 3:07 pm

OOT : @carmen, salah ketik ya? Kok jadi 'Lai'?
~~~~~~~~~

"Hoeh?" Kata Lei mendengar kata 'imut' keluar dari bibir Kakak Camille tersebut. Apa lagi berdatangan macam-macam orang mulai dari yang bersemangat hingga yang menakutkan. Lihat saja rambut putih seperti nenek itu. Hihhh... (Maap kepada Natalie~)

Lalu muncul juga teman-teman sekelasnya. Uwah~ Tapi ada yang mengancam Lei memakai dasi. "Eh..." Lei Terbengong-bengon karena kata-kata perempuan berambut biru gelap tersebut namun Paman malah mengambil dasinya dan memakaikannya. "Erm... Terima Kasih Paman~" Katanya manis meski sebetulnya Lei masih bingung kenapa dasi bisa diikat seperti itu.

Lalu muncul beragam masalah mulai dari suara ribut hingga bau pedas yang membuatnya terbatuk-batuk. Betul-betul tidak mengerti.

Lei hanya melihat keadaan yang memusingkan tersebut. Sudah tidak tahu harus berbuat apa. Sepertinya Paman juga merasakan hal yang sama.
Leynad Gears
Leynad Gears
Student
Student

Jumlah posting : 210
Join date : 22.11.08
Age : 26

Student Data
Flame Type: Ame/Rain
Rank: E
Shoutout: Uwah~

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Louise A. Michelet Mon Feb 23, 2009 4:46 pm

...

Riiite... Jadi kacau balau begini...

Anak yang Louise ancam pada akhirnya memakai dasi juga, dengan bantuan guru menyebalkan itu. Hmp, memalukan. Tsukiya saja yang umurnya masih 5 tahun, sudah bisa pakai dasi sendiri. Bleh. Perbedaan pendidikan mungkin ya? Louise jadi memikirkan itu juga. Tsukiya dididik jadi Capofamiglia. Terus...kenapa Papa Adri memberi tanda-tanda dia tidak mau lagi menjadi Mist Guardian? Seolah...dia mau menyerahkan kedudukan itu ke Louise.

Nyah. Bodoh ah. Louise segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Menjadi Guardian Tsukiya? Whatdehell?! Memang sih tindakannya saat ini seperti seorang Guardian. Tapi... Nah lho, itu Tsukiya kenapa? Louise terdiam menatap Tsukiya yang menangis di depan seorang pemuda yang dia kenal sebagai Consigliere Cavallone. Tapi Louise tidak mau mengganggu mereka dulu. Pasti ada alasan. Louise tahu Tsukiya tidak akan asal menangis. Dan mungkin, nanti Louise juga akan menanyakan masalah itu.

Yang harus diatasi sekarang...kekacauan ini. Louise memakai googlenya supaya tabasco tidak masuk ke matanya. Sepertinya semua orang perlu pelajaran ya... Louise pun mengayunkan Berithnya, berniat mengancam semua yang ada di sana supaya berhenti.

Tapi bukan berarti Louise tidak mau menghajar guru ini. Makanya, ayunan senjata miliknya sebenarnya mengarah ke guru itu. Tepatnya, ke wajah. Bahkan staffs-nya telah aktif dengan duri juga. Whoa.

"Semua.tenang. Jangan berisik...atau kucekik..." ujarnya mengancam, melotot dengan mata merah darahnya.
Louise A. Michelet
Louise A. Michelet
Disciplinary Committee Leader
Disciplinary Committee Leader

Jumlah posting : 32
Join date : 17.01.09

Student Data
Flame Type: Mist
Rank: B
Shoutout: "UNDISCIPLINED!" *glares*

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Camille Clairine Winfield Mon Feb 23, 2009 6:21 pm

OOT:@Lei: Eh salah! Maaf bener ya!

Camille melihat saputangannya digunakan oleh Verriert untuk menyeka airmata bocah kecil yang menangis itu...

"Ya..gpp sih.." batin Camille hanya tersenyum diam2 melihatnya.

"Yah~ Sudah kubilang bebas. Jadi tarian apa pun boleh... Itu kalau seluruh murid setuju untuk melakukannya ya~ Tentu saja Saya sangat senang jika diijinkan berdansa dengan gadis muda yang cantik seperti Miss~" Katanya menjelaskan menggoda pada perempuan di depannya itu.

"Ohh..begitu...hihi..sensei benar2 pintar bercanda ya! Tapi aku juga senang kalau bersama sensei!" balas Camille masih dengan polosnya menjawab perkataan Demi itu.

"Wew~ Tentu saja biola sendiri akan lebih menyenangkan untuk dipakai kan~ Kapan pun Miss boleh meminjam piano di sini, tentu saja jika sudah mengurus ijinnya. Sekali lagi penjelasan dari Demi dengan senyum lembutnya.

"Baiklah! terimakasih banyak Demi-sensei!" ujar Camille tersenyum.

Tiba2 gadis ketua komite disiplin itu...

"Semua.tenang. Jangan berisik...atau kucekik..." ujarnya mengancam, melotot dengan mata merah darahnya.

"Hm? Kenapa dia? Yah..aku dari tadi ga ngapa-ngapain kan?" batin Camille menelengkan kepalanya polos.
Camille Clairine Winfield
Camille Clairine Winfield
Student
Student

Jumlah posting : 153
Join date : 05.12.08
Lokasi : Nilfheim...

Student Data
Flame Type: Sun/Hare
Rank:
Shoutout: Keep stay alive, however many problems come to you

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Rieska Verriert Mon Feb 23, 2009 8:40 pm

"Kamu...bukan Papa... Tapi kenapa kamu harus berlaku seperti Papa? Kenapa kamu begitu mirip Papa...?" gumamnya sambil terisak lagi. "Benci...benci...Tsukiya benci yang seperti itu...benci..."

Rieska terdiam. Sawada Tsukiya memang seorang Capofamiglia. Namun, terkadang ia melupakan satu fakta kecil bahwa Tsukiya masihlah anak-anak. Tapi hey! Jangan salahkan dirinya kalau ia mirip dengan ayahnya, Sawada Tsuzuki.

Dalam benaknya, terbesit bayangan Hilmann Verriert yang sangat manipulatif. Kepala keluarga Verriert yang rela melakukan apa saja untuk mengamankan posisi keluarganya di mata para mafia--bahkan menendang anaknya sendiri untuk masuk ke dalam dunia gelap itu.

Bagi Rieska, tidak ada kata 'ayah' yang baik dalam kamusnya.

Bingung ingin melakukan apa, Rieska hanya menghela napas panjang sebelum menaruh tangannya di atas kepala Tsukiya. Berikut wejangan pria tersebut. "Aku memang bukan ayahmu, Tsukiya. Meskipun aku bukanlah anggota Vongola, aku tahu satu hal pasti yang perlu kau lakukan sebagai seorang Capofamiglia."

"Bila kau menjadi Capofamiglia yang kuat, aku yakin tidak hanya kamu, namun keluargamu akan berusaha mencari Vongola ke-11 bersama-sama. Aku juga yakin kalau bukan hanya kamu yang merindukannya. Sampai saat kau bertemu lagi dengan ayahmu, jadilah lelaki yang kuat--kuat untuk melindungi keluargamu, kuat untuk mengumpulkan anggota keluargamu, kuat... untuk mencari ayahmu."

"Dan untuk semua itu, kukira tidak ada waktu bagimu untuk menangis."

Rieska mengingat bagaimana Schubert menghilang begitu saja. Ah, begitukah rupanya? Kehilangan seseorang tanpa informasi lebih lanjut--keberadaan Sawada Tsuzuki seakan dihapus dari muka bumi; sama seperti Schubert von Edelmann.

"...Mungkin menangis pun juga tidak apa-apa." Rieska mengakhiri. Bodohnya dirinya. Padahal, apa yang dialami bocah ini mirip dengan apa yang ia lalui. Bisa-bisanya ia mengatakan hal itu, kepada bocah kecil sepertinya? Ah, way to go.

Bocah di depannya belum merespon--ia tidak mengharapkannya bocah itu untuk merespon secepatnya.

Rieska tidak mempunyai waktu untuk bersedih dan mengutuk kesialannya karena terlahir sebagai seorang Verriert.

Udara dalam ruangan tampaknya mulai berganti. Bau tabasco yang pekat di udara perlahan menghilang. Rieska pun melepaskan tangannya dari kepala bocah itu, setengah berharap kalau ia tidak terlalu keras.




OOT: ...........somebody, please just stomp on me. I know, It's crappy. = =
Rieska Verriert
Rieska Verriert
Student
Student

Jumlah posting : 60
Join date : 30.01.09
Age : 32
Lokasi : Under the Blue Sky

Student Data
Flame Type: Rain
Rank:
Shoutout: Rachmaninoff, Segundo Concerto... Beginnen.

http://www.kecoakuning11.wordpress.com

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Sawada Tsukiya Mon Feb 23, 2009 10:49 pm

Tsukiya tidak memperhatikan Louise. Yang ada di matanya saat itu hanya satu. Sosok yang dulu selalu dia rasakan, dengan hangat melingkupinya. Menemaninya kala tidak bisa tidur, dan berdiri untuk melindunginya dari ancaman musuh. Sosok ayah yang begitu sempurna di matanya, Papa yang dicintainya. Tapi kenapa sekarang Papa yang telah hilang itu hadir kembali di hadapannya, dalam sebuah delusi melalui sosok orang lain yang sangat mirip dengannya?

Puk.

Dia merasakan ada tangan yang menepuk kepalanya. Hangat, terlalu familiar. Tsukiya menarik nafas, badannya sedikit tegang. Dia memang mendengarkan kata-kata orang di hadapannya ini. Ya, kata-kata yang sama seperti yang selama ini dia dengar. Jadilah kuat. Lindungi famiglia. Jangan pernah menangis. Kata-kata yang selalu diulang seperti mantera. Membuatnya muak, dan merasa jijik dengan apa yang dia alami sekarang.

Tapi tak pernah ada yang berkata begini padanya. Temukan ayahmu. Semua orang selalu menyuruhnya melupakan Papa. Memaksanya untuk tidak berdiri hanya di bayang-bayang Vongola the Eleventh itu. Dan kali ini...baru sekali ini kata-kata ini dia dengar. Yang entah kenapa seperti bernada "Temukan kebahagiaanmu sendiri."

Seperti kata-kata Papa.

Air mata justru semakin mengalir menuruni pipinya. Benci adalah suatu pernyataan yang salah untuk mendeskripsikan perasaannya saat itu. Dia rindu. Rindu akan kehangatan yang telah lama hilang itu. Rindu pada senyum ramah yang dia terima... Rindu pada semua itu. Semua dari Papa.

Perlahan, tangan mungilnya menarik celana pemuda di depannya ini. Tangan yang satunya lagi digunakan untuk mengusap matanya, mengeringkan air mata. Cukup deh. Cukup saja dulu menangisnya. Bukannya katanya tadi...Tsukiya harus tegar?

"Yang benar...menangis atau bukan...?" gumamnya bingung. "Dan...Tsukiya bohong. Tsukiya tidak benci. Kamu memang mirip Papa, kelakuan juga mirip, tapi kamu bukan Papa. Tsukiya tidak benci hal itu...tapi..."

Dia memegang dadanya dengan tangan yang tadi mengelap matanya. Merasakan detak jantung di sana.

"Di sini rasanya aneh. Hangat, tapi juga pedih. Apa itu?"
Sawada Tsukiya
Sawada Tsukiya
Student
Student

Jumlah posting : 49
Join date : 14.11.08

Student Data
Flame Type: Sky
Rank: D
Shoutout: "Koori! Koori!" XD

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Rieska Verriert Mon Feb 23, 2009 11:17 pm

"Yang benar...menangis atau bukan...?" gumamnya bingung. "Dan...Tsukiya bohong. Tsukiya tidak benci. Kamu memang mirip Papa, kelakuan juga mirip, tapi kamu bukan Papa. Tsukiya tidak benci hal itu...tapi..."

Rieska tersenyum simpul--mendengar Tsukiya mengatakan hal tersebut membuatnya lega. Memang, beberapa orang di keluarganya mengatakan bahwa ia terlalu mirip dengan Vongola I. Sekarang, ia dikatakan mirip oleh Sawada Tsuzuki--hebat, dengan siapa lagi ia dikatakan mirip hah?

Rieska tetap diam ketika Tsukiya menyentuh dadanya--bahkan ketika Tsukiya hanya menanyakan sesuatu yang tampak... aneh mungkin?

"Di sini rasanya aneh. Hangat, tapi juga pedih. Apa itu?"

Rieska Verriert tersenyum simpul, mengingat bagaimana kakaknya pergi--kabur--dari rumah. Wanita itu bahkan tidak memberikan kabar apapun, hingga akhirnya ayahnya menyatakan bahwa kakaknya sudah berkhianat.

'Anggap saja ia sudah mati!' Bayang-bayang suara ayahnya terekam jelas dalam benaknya.

Tak pernah sekali pun ia menganggap Natasha Verriert sudah mati. Dan itu juga berlaku pada sahabatnya, Schubert von Edelmann.

Pemuda kelas empat itu kemudian berjongkok, agar kepala mereka berdua satu level. Ia menunjuk tangan Tsukiya yang tengah memegang dadanya. "Itu adalah rindu. Perasaan yang sudah berhasil membuatku bertahan sebagai Consigliere selama ini." Rieska tersenyum simpul, membiarkan Tsukiya mencerna kata-katanya. Kemudian, Rieska pun berdiri.

"Sudah merasa baikan bukan? Kalau begitu, aku akan kembali ke mejaku. Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Rieska Verriert. Namun tolong pangil aku Koya."

Rieska masih tersenyum. Ia bahkan tidak segan memberikan nama panjangnya pada bocah itu. Consigliere tersebut pun kembali ke tempat duduknya dan mengambil tasnya. Namun, apa yang ia ambil bukanlah klarinet--melainkan sebuah Poignard kecil.

Vivace yang ditinggalkan seseorang di kamar tidurnya di suatu malam berbadai.




OOT:
Natasha muncul di omake "Fragment of Memories: Schubert". Bagi yang berminat, silakan baca ngakak guling2


Terakhir diubah oleh Rieska Verriert tanggal Tue Feb 24, 2009 2:49 pm, total 1 kali diubah
Rieska Verriert
Rieska Verriert
Student
Student

Jumlah posting : 60
Join date : 30.01.09
Age : 32
Lokasi : Under the Blue Sky

Student Data
Flame Type: Rain
Rank:
Shoutout: Rachmaninoff, Segundo Concerto... Beginnen.

http://www.kecoakuning11.wordpress.com

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Demitri Hunter Tue Feb 24, 2009 10:12 am

@masmun&tsu, walah~ kiyut banget pair kalian ini...
~~~~~~~~~~~~~~

'Paman' lagi?? Pasrah saja deh... Sudah diingatkan berkali-kali juga tidak bisa mengerti. Percuma saja. Tapi setidaknya ingatkan lagi saja.

"Bukan 'Paman'. Ingat itu, Lei!" Katanya menasehati.

Setelah mengatur masalah ini dan itu malah ketua komite tersebut yang mengakhiri masalah dengan mengayun-ayunkan benda berbahaya tersebut ke segala arah, termasuk ke wajahnya. Demi sedikit menghindar tapi ada sebagian benda itu yang menohoknya ke bagian kepalanya.

DUK

"Au...ch!" Ringisnya sambil memegang bagian yang terkena damage tersebut. Sedikit berdarah? Mungkin kena bagian yang tajam sedikit. Noda merah tersebut sedikit tersamarkan oleh rambut merahnya, tapi nampaknya luka kecil juga harus diperiksakan nanti. Waspada akan lebih baik bukan.

Melalui sudut matanya, Demi melihat bagaimana Sir Verriert dan calon Vongola 12th begitu... Ah, sulit diungkapkan. Namun masalah antara mereka bisa terselesaikan dengan baik. Sesungging senyum nampak tersamarkan di gurat wajah pria satu ini namun dengan segera pria ini berbalik dan mencatat kembali di buku muridnya. Siapa saja yang sudah hadir...

Cukup banyak. Wew~ "Sepertinya sudah cukup banyak yah~"

~~~~~
OOT : kayaknya belom bisa mulai pelajaran karena riestsuki lagi asik banget tuh...
Demitri Hunter
Demitri Hunter
Teacher
Teacher

Jumlah posting : 1627
Join date : 17.11.08
Age : 44

Student Data
Flame Type: Hare - Sun
Rank:
Shoutout: Dilarang selingkuh sekali, kalau 2 kali sampe 100 kali boleh dong~

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Leynad Gears Tue Feb 24, 2009 11:33 am

Hum... Diingatkan lagi. Jangan 'Paman'! Lagi-lagi Lei berusaha mengingat peringatan tersebut hingga mendarah daging. Tapi tampaknya percuma. Meski sudah berusaha hingga wajahnya berkedut-kedut penuh aura tidak menyenangkan rupanya isi kepala polosnya sudah mencatat sedemikian rupa bahwa 'Paman' akan selamanya menjadi 'Paman'.

DUK

Hoeh? Darah! Lei membelakkan matanya melihat Paman terluka... Bagaimana ini~ Lei sudah panik saja padahal yang bersangkutan tidak melakukan tindakan medis yang diperlukan. Karena sifat polosnya, Lei hanya bisa mengaduk-aduk isi tasnya dan menemukan plester bermotif kelinci pink dan diserahkan pada Paman. "Paman~ Lukanya harus diobati!" Katanya tegas padahal sikap biasanya tidak bisa diandalkan.
Leynad Gears
Leynad Gears
Student
Student

Jumlah posting : 210
Join date : 22.11.08
Age : 26

Student Data
Flame Type: Ame/Rain
Rank: E
Shoutout: Uwah~

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Camille Clairine Winfield Tue Feb 24, 2009 2:22 pm

Wew, wew, arah pembicaraan Verriert dengan bocah itu berkembang menjadi tidak diduga oleh Camille. Terlalu banyak kejadian sampai akhirnya sepertinya bocah itu berhenti menangis dan sekarang sedang berbicara dengan Verriert dengan lancarnya seperti ayah dan anak beneran, pikir Camille saat itu.

Camille yang tidak ingin mengganggu mereka sekarang kembali ke tempat duduknya yang ada di barisan depan tadi, membiarkan saputangannya tetap berada di tempat Verriert...lagi kayak gitu siapa yang berani ganggu sih?

Ketika itu tidak sengaja Camille melihat Demi-sensei sepertinya meringis memegang bagian belakang kepalanya dan setelah diamati baik2 sepertinya itu adalah darah yangtidak begitu kelihatan karena rambut merah Demi-sensei yang mencolok. Camille berjalan menghampiri demi-sensei hanya sekadar untuk memastikan dan melihat Lei yang tidak diduganya, menasehati Demi-sensei agar secepatnya mengobati lukanya itu.

"Berarti benar dia terluka ya.." batin Camille menatap Demi-sensei lalu...

"Demi-sensei terluka ya? Tidak apa2?" tanya Camille pada senseinya itu sedikit khawatir juga.
Camille Clairine Winfield
Camille Clairine Winfield
Student
Student

Jumlah posting : 153
Join date : 05.12.08
Lokasi : Nilfheim...

Student Data
Flame Type: Sun/Hare
Rank:
Shoutout: Keep stay alive, however many problems come to you

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Rieska Verriert Tue Feb 24, 2009 2:37 pm

Ringisan guru musik tersebut menyadarkan Rieska dari lamunannya. Dengan segera, Rieska segera memasukkan Vivace ke dalam tas dan mearik keluar klarinet miliknya. Kelas akan dimulai bukan. Bagus; karena Sawada Tsukiya baru saja mengingatkan betapa menyebalkan ayahnya sendiri.

Ia perlu bermain klarinet yang ada di tangannya, secepatnya.

Perhatiannya sempat terarah pada Demitri yang sepertinya tengah terluka. Perlukah mereka memanggil dokter? ...Sepertinya tidak. Masa' seorang guru bisa terluka begitu saja? Belum lagi, tentunya orang ini juga sadar bukan bahwa ia tengah menyadar murid-murid calon mafia? Tentunya ia sudah mengantisipasi berbagai macam benda tajam.

Rieska menghela napas panjang -- moodnya perlahan turun.
Rieska Verriert
Rieska Verriert
Student
Student

Jumlah posting : 60
Join date : 30.01.09
Age : 32
Lokasi : Under the Blue Sky

Student Data
Flame Type: Rain
Rank:
Shoutout: Rachmaninoff, Segundo Concerto... Beginnen.

http://www.kecoakuning11.wordpress.com

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Louise A. Michelet Tue Feb 24, 2009 4:22 pm

Hmp. Lemah.

Louise bahkan tidak meminta maaf pada guru musik tersebut. Untuk apa? Louise tidak suka orang yang lemah. Masa, hanya sekadar ayunan saja sudah berdarah. Yang mengayunkan anak kecil lagi. Anak berumur 9 tahun. Oh, sedikit tambahan dengan perluasan deskripsi juga bisa. Anak kecil berumur 9 tahun yang punya ayah agak senang mengajarkan bertarung dan memang sejak kecil dilatih jadi petarung sehingga kemampuannya di atas rata-rata. Yah. Begitu lebih tepat.

Gadis kecil berambut biru tua model pineapple ini pun mengalihkan pandangannya ke Tsukiya. Sudah berhenti menangis? Baguslah. Dan sepertinya sekarang dia malah jadi bercakap-cakap dengan...akrab(?) dengan Consigliere Cavallone itu. Namanya...Louise lupa. Ver...pokoknya depannya ada Ver seperti nama kembaran Louise, Verrine.

Sepertinya kelas memang akan dimulai. Louise pun mengeluarkan boxnya, dengan cepat kembali memasukkan Berith miliknya ke dalam sana. Dan mengambil tasnya, dia kali ini mengeluarkan flute kesayangannya. Yah, Louise memang sangat suka memainkan flute. Makanya dia rela mengikuti pelajaran ini, bagaimanapun Papa Adri tidak menyukai guru yang mengajarnya. Nyuh.

Eh sebentar...

Louise kembali mengarahkan pandangannya ke Tsukiya dan pemuda itu. Adegannya...seperti di buku Papa yang tidak sengaja Louise baca. Apa namanya...shotacon ya?
Louise A. Michelet
Louise A. Michelet
Disciplinary Committee Leader
Disciplinary Committee Leader

Jumlah posting : 32
Join date : 17.01.09

Student Data
Flame Type: Mist
Rank: B
Shoutout: "UNDISCIPLINED!" *glares*

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Sawada Tsukiya Tue Feb 24, 2009 4:35 pm

N...nyu?

Su...suara apa itu yang keluar di kepalanya?

Kenapa sih? Kenapa suara itu tiba-tiba keluar di kepalanya? Tsukiya kan tidak mau sok imut begitu. Tapi tetap saja...yah, mau tidak mau itu keluar juga suara itu. Habisnya...tidak tahu. Ketika pemuda yang mirip Papa ini jongkok di depannya, menunjuk tangannya. Mengatakan apa yang ada di hatinya saat itu.

Rindu ya? Iya, memang. Tsukiya sangat rindu Papa. Tsukiya ingin bertemu, ingin memeluk Papa lagi. Tsukiya mau melihat lagi Papa yang tersenyum padanya, Papa yang selalu baik. Ah, kenapa Tsukiya tidak bisa mendapatkannya? Kenapa? Papa...ke mana sih Papa?

Matanya yang coklat, masih polos, pun membulat ketika mendengar kalimat berikutnya. Bertahan sebagai Consigliere? Bocah kecil ini pun memiringkan kepalanya, menatap polos pemuda itu. Hee, tentu saja ya. Tidak mungkin hanya dia seorang yang punya masalah di dunia ini. Pasti banyak juga orang lain yang punya banyak masalah, yang punya banyak beban di hatinya. Mungkin orang di depannya juga begitu. Ah, memang Tsukiya terlalu egois. Hanya memikirkan perasaannya sendiri, tidak menghiraukan orang lain. Tsukiya yang bodoh dan egois? Yaa~ Tentu saja.

Tsukiya mengedipkan matanya berulang kali mendengar nama pemuda itu. Rieska...Koya? Hubungannya apa ya? Setahu Tsukiya, biasanya kan nama panggilan itu diambil dari nama asli kita juga. Tapi... Rieska, Verriert, apa hubungannya ya dengan Koya? Bingung.

"Koori saja..." kata Tsukiya, lalu tersenyum lebar. "Koori! Lebih cocok dipanggil Koori! Nyah! Tsukiya tidak mau sama seperti yang lain! Koori Koori Koori Koori!!!"
Sawada Tsukiya
Sawada Tsukiya
Student
Student

Jumlah posting : 49
Join date : 14.11.08

Student Data
Flame Type: Sky
Rank: D
Shoutout: "Koori! Koori!" XD

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Rieska Verriert Tue Feb 24, 2009 11:45 pm

Rieska tersentak kaget ketika suara Tsukiya memecah lamunanya. Apa sebenarnya maksud dari Capofamiglia ini, mempermalukan dirinya agak keliatan sebagai Consigliere lemah? Not gonna happen. Maka, matanya segera tertuju pada Sawada Tsukiya. Kilatan matanya menunjukkan bahwa Rieska tak dapat menerima nama tersebut.

"Signore Sawada, tolong jangan selewengkan nama saya lebih lanjut." Rieska kali ini tersenyum... Kejam. Matanya berkilat berbahaya--satu hal yang perlu diingat ketika berhadapan dengan Rieska Verriert: Jangan singgung nama pemuda tersebut. Hasilnya, paling banter, rasa nyeri di sekujur tubuh akibat sengatan Silenziosa Pioggia.

"Lagipula, Signore... Koori mengingatkan saya akan burung tekukur."

Ah, Rieska juga kesal akan fakta bahwa hampir seluruh burung... Seakan senang bertengger di kepanya. Ah, rambut jabriknya memang mirip dengan sarang burung sih...

Seuntaian melodi, entah bagaimana, perlahan berputar di kepalanya. Melodi yang sangat ia kenal--Tangannya terasa gatal untuk segera memainkan lagu dengan klarinetnya. Kalau guru itu tidak segera memulai pelajaran, mungkin ia akan memulainya sendiri.
Rieska Verriert
Rieska Verriert
Student
Student

Jumlah posting : 60
Join date : 30.01.09
Age : 32
Lokasi : Under the Blue Sky

Student Data
Flame Type: Rain
Rank:
Shoutout: Rachmaninoff, Segundo Concerto... Beginnen.

http://www.kecoakuning11.wordpress.com

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Sawada Tsukiya Wed Feb 25, 2009 12:56 pm

Burung tekukur? Nyahaha...

Tsukiya malah menatap balik Rieska...tidak, Koori dengan berani. Oh yeah, senyum kejam itu sudah terlalu sering dia hadapi, tahu. Siapa saja sih di Vongola yang punya senyum seperti itu? Louise, Verrine, Adriano-jiichan, lalu ada juga Kano dan yang lainnya. Banyak. Terlalu banyak. Senyum itu terlalu sering dia lihat dan, mana mungkin dia takut pada senyuman begitu. Malah, senyumnya semakin lebar. Huhu.

"Koya...dan Rieska kan? Kalau digabung jadi Kori, tapi Koori lebih bagus. Nama Jepang, seperti punya Tsuki," kata Tsukiya senang.

Hm? Burung tekukur? Masa sih? Bocah kecil ini memiringkan kepalanya. Memangnya Koori terdengar seperti burung tekukur? Setahu Tsukiya, yang paling dekat dengan burung adalah 'Toori', bukannya Koori. Tapi ya sudah. Toh, Tsukiya tidak akan berhenti memanggil Consigliere Cavallone itu dengan Koori. Yeah, tidak akan mau. Dan dia sudah terlatih untuk tidak merasa takut, apapun yang terjadi.

"Mm... Burung tekukur? Cocok dong, rambutnya kan mirip sarang burung!" kata Tsukiya, tanpa sadar rambutnya sendiri juga sangat berantakan. "Lagipula, kalau Tsukiya panggil Koori, tidak akan ada yang lain memanggil Koori juga kan? Jadi...ehe..."

Bocah kecil berambut coklat ini mengacungkan trumpetnya ke arah pemuda itu.

"Kamu bisa langsung tahu kalau yang manggil pasti Tsukiya!"
Sawada Tsukiya
Sawada Tsukiya
Student
Student

Jumlah posting : 49
Join date : 14.11.08

Student Data
Flame Type: Sky
Rank: D
Shoutout: "Koori! Koori!" XD

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Rieska Verriert Wed Feb 25, 2009 2:40 pm

"Koya...dan Rieska kan? Kalau digabung jadi Kori, tapi Koori lebih bagus. Nama Jepang, seperti punya Tsuki,"

Rieska hanya menggelengkan kepala ketika mendengar komentar Tsu. Nama jepang, katanya? Wunderbar. Mungkin akan lebih bagus kalau namanya yang mirip nama wanita tersebut. Ya ya, Koori. Apalah itu arti aslinya, ia tak mengerti. Tapi apa ia punya kuasa untuk mencegah anak itu memanggilnya demikian? Rieska tidak percaya--ia memang sedang berbicara dengan Capofamiglia Vongola, namun seorang bocah tetaplah bocah.

Dan bocah macam Tsukiya termasuk keras kepala di luar perkiraan.

"Mm... Burung tekukur? Cocok dong, rambutnya kan mirip sarang burung!" kata Tsukiya, tanpa sadar rambutnya sendiri juga sangat berantakan. "Lagipula, kalau Tsukiya panggil Koori, tidak akan ada yang lain memanggil Koori juga kan? Jadi...ehe..."

Alis Rieska terangkat. Tak mengertikah bocah in bahwa ia sendiri berambut mirip dengan rambut ayahnya, dirinya, Vongola ke-10 dan ke-1? Kalau begitu, aman bukan untuk mengatakan rambut Tsukiya akan menjadi sarang burung yang aman, heh?

'...Tak perlu marah di sini, Rieska. Dia hanya bocah... Ya, hanya bocah.'

"Kamu bisa langsung tahu kalau yang manggil pasti Tsukiya!"

Mendengar kata-katanya, Rieska menatap bocah di depannya kemudian tersenyum kecil. Bocah tetaplah bocah. Well, Rieska dapat bertahan dengan hal ini kan? Hanya satu orang koq yang manggil demikian. Hanya satu orang.

Rieska menghela napas panjang. "Dasar... Terserahlah."

Ia sendiri tidak terlalu tertarik berargumentasi dengan bocah di depannya. Bagaimana tidak? melodi yang ada di kepalanya terasa makin kental -- ia sudah tak sabar untuk memainkan klarinet yang ada di tangannya, dammit! Maka, pemuda tersebut berpaling ke arah Demitri.

"Sensei, tak bisakah kita mulai pelajarannya?" Sekali ia melihat ke arah Louise yang sudah mengeluarkan flutenya. Gadis itu bahkan sudah siap bukan?

[OOT: rekues lagu, kalau bisa... mainin Memory of the Moon buatan Valse boleh ya~~ Kan ini kelas musik ngakak guling2 *dilindes*]
Rieska Verriert
Rieska Verriert
Student
Student

Jumlah posting : 60
Join date : 30.01.09
Age : 32
Lokasi : Under the Blue Sky

Student Data
Flame Type: Rain
Rank:
Shoutout: Rachmaninoff, Segundo Concerto... Beginnen.

http://www.kecoakuning11.wordpress.com

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Demitri Hunter Wed Feb 25, 2009 2:52 pm

OOT : masmun telat! saia udah ngarang repnya dari jam 12 siang~
~~~~~~~~~

Bingung... Setidaknya ekspresi yang terlihat tetap tenang seperti biasa. Demi hanya mengelus kepala bocah manis itu sekali. Lalu datang Miss. Camille yang menanyakan keadaannya. "Tidak apa-apa..." Katanya lembut dan menenangkan. Lalu tidak mengindahkan pelster yang diulurkan padanya dan membuka sebuah laci yang memperlihatkan kotak putih. Kotak P3K. Meski pun hanya kelas musik kadang memang tidak biasa. Sangat tidak biasa di sekolah mafia seperti ini.

Demi mengeluarkan pelaratan obat dan menggunakan obat seadanya dan dengan telaten menempelkan sebuah plester pada kepalanya yang terluka. Padahal saat menghindar tadi sudah mengira tidak akan kena. Ternyata masih kena. Anak kelas satu yang menjadi ketua komite kedisplinan memang tidak bisa diremehkan. Sudahlah~

Setelah selesai Demi melihat bahwa ada dua orang yang sudah bersiap dengan pelajarannya. Walah~ Semangat juga ya... Bagus sih... Tapi janjinya tadi hanya perkenalan. Mungkin satu atau dua lagu akan bisa menyenangkan mereka.

Demi tersenyum kembali lalu membereskan peralatan pengobatan tersebut. Namun telinganya menangkap suara calon Vongola 12th yang cempreng memanggil-manggil sedemikian rupa. Kalau tidak ingin bilang bahwa hal tersebut justru membuat yang bersangkutan tersinggung. Demi hanya tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakan tersebut. Menyenangkan melihat mereka begitu. Mata merah membara itu melirik sebentar pada bocah biru yang polos tersebut. Masih tersenyum.

Heiks! Apa yang dilakukannya! Gawat!! Perasaan ke'bapak'an memang sudah meracuninya! Oh... Dear~

Demi menggeleng cepat untuk menbuyarkan pikiran macam-macam tersebut lalu mengkonsentrasikan pada Grand Piano yang berada di depannya. Demi berusaha mengkonsentrasikan dirinya sendiri. Lalu berdeham pelan terlebih dahulu.

"Ehem~ Perkenalkan kalua belum kenal. Bagi yang sudah kenal anggap saja perkenalan ulang. Namaku Demitri Hunter. Cukup panggil Demi saja kalau tidak ingin memanggil dengan embel-embel 'Pak', 'Sensei' dan lain-lain karena Saya juga tidak begitu suka." Katanya lembut namun tegas.

"Sebetulnya hari ini hanya perkenalan... Tapi memainkan satu atau dua lagu Saya rasa tidak masalah untuk kalian... atau~ Sudah ada yang tidak sabar." Katanya melirik beberapa orang yang sudah siap tempur... tidak juga sih. Pokoknya alat musik sudah ditangan... seperti siap senjata saja. Demi jadi tersenyum geli melihatnya. Apalagi Sir Verriert yang sudah menyerah dipanggil 'Koori'. Uhmp! Kikiikkkk. Namun dengan cepat Demi berusaha menyamarkan senyum itu karena tidak ingin menyinggung siapa pun di situ. Lalu membuka tutup Grand Piano putih yang ada dan duduk dengan hikmatnya.

Pemanasan dulu... Demi mengerak-gerakan jarinya berirama dan merenggangkan otot-ototnya seperti olahraga saja. Lalu jemari panjangnya menghampiri tuts yang berbaris rapi seperti memang menunggu untuk diajak bermain. Demi kembali tersenyum sambil menghadap murid-muridnya tersebut. "Lagu pertama... Puppy of Waltz."

Demi dengan ringan memainkan lagu yang manis tersebut. Maklum. Ada anak First Grade di sini jadi sebaiknya lagu yang tidak terlalu sulit saja. Setelah selesai memainkannya, Demi kembali tersenyum lalu dengan gesit menyalakan komputer dan menurunkan layar agar proyektor memperlihatkan barisan telur bersayap (itu istilah saia sih), erm... maksudnya partitur itu bisa dilihat oleh semua murid. "Coba kalian mainkan. Siapa yang bersedia terlebih dahulu?" Katanya tersenyum namun seperti menantang murid-muridnya sendiri.

~~~~~
OOT : Partiturnya dalam bentuk PDF
Demitri Hunter
Demitri Hunter
Teacher
Teacher

Jumlah posting : 1627
Join date : 17.11.08
Age : 44

Student Data
Flame Type: Hare - Sun
Rank:
Shoutout: Dilarang selingkuh sekali, kalau 2 kali sampe 100 kali boleh dong~

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Camille Clairine Winfield Wed Feb 25, 2009 4:42 pm

"Tidak apa-apa..." Katanya lembut dan menenangkan.

"Syukurlah kalau begitu" balas Camille tersenyum lalu kembali ke tempat duduknya semula tadi untuk memulai pelajaran.

Satu persatu siswa disana sudah mulai mengeluarkan alat musiknya masing2, Camille jadi merasa menyesal karena biola yang seharusnya tadi dibawanya, tidak jadi dibawa karena mengira acara hari ini hanya perkenalan saja dilihat dari jadwal yang ada.

"Yah..apa boleh buat..apa hari ini aku pinjam saja dari sekolah?" batin Camille memperhatikan ruangan kelas itu sejenak.

Guru itu lalu memperkenalkan dirinya dan mulai memainkan lagu yang pernah didengar Camille...

"Lagu pertama... Puppy of Waltz."

"Coba kalian mainkan. Siapa yang bersedia terlebih dahulu?" Katanya tersenyum namun seperti menantang murid-muridnya sendiri.


"Umm..Demi-sensei? Saya ingin memainkan lagi itu namun saya tidak membawa biola saya hari ini, jadi bagaimana?" tanya Camille mengacungkan tangannya bertanya pada Demi.

OOT:@Demi: Kalo beneran dikasih biola dan Camille disuruh main, notnya juga perlu ditulis/diketik?
Camille Clairine Winfield
Camille Clairine Winfield
Student
Student

Jumlah posting : 153
Join date : 05.12.08
Lokasi : Nilfheim...

Student Data
Flame Type: Sun/Hare
Rank:
Shoutout: Keep stay alive, however many problems come to you

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Demitri Hunter Wed Feb 25, 2009 4:57 pm

@carmen, ga lah... nyiksa amat kalo gitu.
cukup deskripsikan bagaimana permainannya, jamin nilainya bagus semua!
~~~~~~~~~

Heh? Oh ya... Miss. Camille memang bilang tidak membawa biolanya sendiri. Hum... "Sebentar..." Katanya sambil tersenyum lalu beranjak pergi ke ruang penyimpanan tersebut. Selang beberapa saat pria berambut merah ini keluar dengan membawa kotak biola dan berisi biola juga.

"Anda juga bisa memainkan piano kan? Atau Miss. Camille ingin tetap bermain biola?" Tanyanya memastikan. Namun biola di tangannya siap diserahkan jika lawan bicaranya tersebut memang bersedia menerima kotak tersebut.

~~~~~~~~~
OOT : kalau mau silakan langsung ambil biolanya ato mainin pianonya....
Demitri Hunter
Demitri Hunter
Teacher
Teacher

Jumlah posting : 1627
Join date : 17.11.08
Age : 44

Student Data
Flame Type: Hare - Sun
Rank:
Shoutout: Dilarang selingkuh sekali, kalau 2 kali sampe 100 kali boleh dong~

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Arisato M. Alweyd Wed Feb 25, 2009 5:10 pm

Oot: ebuset dah itu twincest beneran ngakak guling2
yang boleh::
>flirt - resiko: dicuekin/dipelototin
>peluk - resiko: mematung, 'petok-petok- ditendang, ditabok, pokoknya penyiksaan deh yeha *shot*
>cium - resiko: kelas musik selesai dengan mayat guru di depan ruangan *dipasung*

alat musik: picollo, piano

=====

Waduh telat! Pemuda berambut biru oval itu berlari di koridor kelas musik. Bukan tipe pemberontak, hanya tipe kesiangan. Buktinya, ia tidak mengikuti kelas strategi di jam ke 2 dengan alasan baru bangun tidur karena begadang semalaman. Sebenarnya begadang juga buka alasan yang tepat karena pada kenyataannya belakangan ini ia sulit tidur alias insomnia, jadilah Sato menghabiskan malam dengan bermain DS dengan teman sekamarnya, Uetsu, di kamar asrama mereka.

Sato melihat jam tangan perak yang melingkar di tangan kanannya. Anjrit. Telat 15 menit. Mampus, bisa diapa-apain dia nanti. Apalagi ada rumor yang mengatakan kalau guru musik di sini mesum dan suka menggoda murid baik laki-laki maupun perempuan (apakah hemafrodit termasuk dalam daftarnya juga? *diinjek*). Diih... Yang jelas ia tidak mau kalau ke-perjakaan-nya diambil alih oleh seorang homo (maap) hanya karena alasan telat. Tidak, terima kasih.

Jarak 20 meter dari pintu kelas musik. Tangan kanannya memegang tas berisi picollo kesayangannya yang jelas selalu ia bawa ke mana-mana. Kenapa? Karena tempat penyimpanan picollo itu sendiri disatukan dengan penyimpanan senjatanya, Thanatos (machine gun tercinta). Saking cepatnya ia berlari, ia tidak sadar kalau dari tadi tas picollo itu terus berayun dengan amat sangat kencang dan siap terlontar dengan amat sangat keras jika ia mengerem tiba-tiba.

Dan itulah yang terjadi.

BRAKK!!

Sato membuka pintu kelas, jelas terburu-buru karena terlambat. Apalagi terlihat dengan sangat jelas kalau pelajaran akan segera dimulai. "MA-MAAF SAYA TERLAM--" kata-katanya terputus. Seperti yang telah dikatakan. Mengerem tiba-tiba dapat membahayakan pengemudi, dan juga penumpang.

SYUT!

Tas (lebih tepatnya, kotak) berisi picollo dan Thanatos kesayangan, berbentuk trapesium, dengan panjang kurang lebih 1m, panjang sisi yang sejajar 23 cm dan 15 cm. Terlempar dengan sangat keras, ke arah seorang pria di depan ruangan. Mungkin itu guru. Duh, jangan apa-apain Sato, sensei.
Arisato M. Alweyd
Arisato M. Alweyd
Student
Student

Jumlah posting : 121
Join date : 09.12.08

Student Data
Flame Type: kaminari/thunder
Rank:
Shoutout: is it better if i be a girl? X3

Kembali Ke Atas Go down

Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade) - Page 2 Empty Re: Music Class ~Prelude~ (1st Grade and 4th Grade)

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Halaman 2 dari 4 Previous  1, 2, 3, 4  Next

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik